Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan kredit yang konsisten melambat telah mendorong Bank Indonesia (BI) untuk melakukan revisi targetnya. Namun, perbankan tetap optimis dengan target pertumbuhan kredit yang telah mereka tetapkan di awal tahun.
Hingga April 2025, BI mencatat penyaluran kredit hanya tumbuh 8,88% secara tahunan, melambat dari bulan sebelumnya yang mampu tumbuh 9,16%. Pertumbuhan tersebut juga menjadi yang paling lambat di tahun 2025 ini.
Dengan kondisi tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo pun mengungkapkan target pertumbuhan kredit di tahun ini hanya di kisaran 8% hingga 11%. Padahal, pada awal tahun, BI menetapkan target pertumbuhan kredit di kisaran 11% hingga 13%.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Multiguna Melesu di Tengah Daya Beli yang Belum Pulih
Meski demikian, Perry mengisyaratkan ia tidak pesimis dengan pertumbuhan kredit di tahun ini. Sebab, ia mengungkapkan pertumbuhan kredit akan kembali naik di bulan-bulan ke depan.
“Intinya dari 8,88% akan terus tumbuh yaitu dengan BI menurunkan suku bunga, menambah prioritas, dan melonggarkan kebijakan makroprudensial tidak hanya kebijakan insentif likuiditas tapi juga Rasio Pendanaan Luar Negeri Bank (RPLN) dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM),” ujar Perry.
Sementara itu, EVP Corporate and Social Responsibility BCA Hera F Haryn optimistis tren pertumbuhan kredit masih terjaga hingga saat ini. Di mana, pihaknya menyalurkan kredit ke sektor-sektor potensial dengan tetap memperhatikan berbagai pertimbangan, seperti kondisi perekonomian domestik, global, serta potensi bisnis calon debitur.
Hingga April 2025, Total kredit BCA secara bank only tumbuh 12,8% YoY mencapai Rp 923 triliun. Pertumbuhan ini masih di atas target BCA di tahun ini yang berada pada kisaran 6% hingga 8%.
“Kami akan terus berupaya menjaga keseimbangan pertumbuhan profitabilitas, likuiditas serta kualitas ke depan,” ujar Hera.
Sementara itu, Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengungkapkan bahwa di saat kondisi makro ekonomi yang tidak sedang baik baik saja, ia bersyukur bahwa Allo Bank masih mampu mencatat pertumbuhan kredit.
Per April 2025, total portofolio kredit Allo Bank tercatat senilai Rp 7 triliun. Pencapaian tersebut mengalami peningkatan sekitar 3,17% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: BI Rate Sudah Dipangkas, Kapan Bank Turunkan Suku Bunga Kredit?
Memang, pertumbuhan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan kredit industri di April 2025. Namun, ia masih optimistis pertumbuhan kredit Allo Bank di 2025 mencapai di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan.
“Kami sendiri menargetkan untuk mencapai pertumbuhan kredit secara kompetitif namun sustainable,” ujar Indra.
Ia menjelaskan kontribusi utama dari pertumbuhan kredit didorong oleh segmen Retail Business. Dalam hal ini, melalui penyaluran produk PayLater yang terus menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dari sisi nasabah maupun volume transaksinya.
Sementara itu, Corporate Secretary Bank Mandiri M Ashidiq Iswara juga tetap optimis bisa mencapai target pertumbuhan kredit secara konsolidasi sesuai dengan guidance di kisaran 10%-12% yoy pada akhir tahun 2025.
“Kami akan terus memfokuskan pertumbuhan kredit pada sektor prospektif dan resilien dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian,” ujarnya.
Selanjutnya: Indonesia Re Dorong Optimalisasi Kapasitas Tekan Defisit Neraca Pembayaran Asuransi
Menarik Dibaca: Investor Saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) Dapat Dividen, Cum Date Senin Depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News