kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI sedot dollar, bunga overnight naik tajam


Jumat, 02 Oktober 2015 / 11:12 WIB
BI sedot dollar, bunga overnight naik tajam


Reporter: Christine Novita Nababan, Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pelemahan rupiah ikut mempengaruhi pergerakan suku bunga pasar uang antar bank (PUAB). Pekan ini saja, bunga PUAB tenor satu malam (overnight) ini mendadak naik tajam. Bahkan, Selasa (29/9), bunga overnight sempat menyentuh ke level tertinggi di tahun ini, yakni 7,93%. Bunga itu naik 215 basis poin ketimbang hari sebelumnya, 5,75%.

Setelah itu, bunga overnight berangsur turun. Kemarin, bunga PUAB semalam turun, jadi 6,93%. Pasar uang antar bank dikenal juga dengan istilah Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR). Ini menjadi alternatif pendanaan yang bisa diambil bank, selain menggaruk dana pihak ketiga dari masyarakat.

Sejumlah bankir menyatakan, lonjakan suku bunga overnight bukan lantaran likuiditas perbankan kembali mengetat. Namun, lebih karena efek pelemahan rupiah. “Overnight PUAB meningkat karena terdorong swap dollar AS terhadap rupiah yang naik,” tandas Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia kepada KONTAN, Kamis (1/10).

Haru mengaku, BRI tidak terlalu kesulitan untuk mengakses pinjaman antar bank tersebut, terutama untuk tenor pendek.

Senada, Direktur Utama Bank Agris, Sia Leng Ho bilang, bunga overnight naik lantaran banyaknya permintaan rupiah yang datang dari beberapa bank, terutama bank asing. "Namun, kini telah kembali normal," ujarnya.

Kata Sia Leng, Bank Agris saat ini justru kelebihan likuiditas, baik rupiah maupun valas. Menurutnya, likuiditas rupiah di pasar masih besar, terlihat dari penurunan bunga deposito di banyak bank.

Haryono Tjahjarijadi, Direktur Utama Bank Mayapada Internasional melihat, kenaikan bunga overnight merupakan cara Bank Indonesia (BI) untuk menarik uang beredar. Tujuannya supaya tidak digunakan untuk spekulasi di transaksi valuta asing. Dus, momentum penguatan pun rupiah bisa terjaga. Ia bilang, kenaikan bunga overnight bukan karena likuiditas sedang ketat. Sebab, saat ini bank-bank sangat likuid.

Bank Mayapada sendiri, kata Haryono, mengalami surplus likuiditas dan ditempatkan di BI. Per September 2015 lalu, total penempatan Bank Mayapada di BI mencapai hampir Rp 5 triliun. "Secondary reserve kami selalu di atas 13% dari ketentuan yang hanya sebesar 10%," tuturnya.

Menurut Parwati Surjaudaja, Direktur Utama OCBC NISP, kenaikan bunga overnight ini hanya sementara saja karena likuiditas perbankan, termasuk OCBC NISP, masih longgar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×