kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Tapering off positif untuk pasar keuangan


Kamis, 19 Desember 2013 / 11:56 WIB
BI: Tapering off positif untuk pasar keuangan
ILUSTRASI. Inilah 5 hal yang patut orang tua lakukan saat anak mulai memasuki perguruan tinggi.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve mengambil keputusan penting pada pertemuan dua harinya yang berakhir Rabu (18/12). Yakni, memangkas nilai stimulus (tapering off) dari sebelumnya US$ 85 miliar menjadi US$ 75 miliar per bulan. Hal ini menandakan bahwa perekonomian AS mulai pulih dari resesi terburuk sejak 1930 silam.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Difi A. Johansyah mengungkapkan, keputusan pengurangan stimulus moneter AS alias tapering off ini telah diperkirakan sejak tahun lalu. Oleh karena itu, menurutnya, kondisi pasar keuangan sebenarnya sudah memperhitungkan dampak tapering dan sudah melakukan penyesuaian selama tahun 2013.

"Kepastian adanya tapering yang diumumkan semalamsangat positif karena memberikan kepastian bagi pasar. Hal ini bisa dilihat dari reaksi pasar keuangan global terhadap tapering yang relatif stabil. Dengan demikian, satu ketidakpastian yang membayangi ekonomi global sudah hilang," kata Difi, Kamis (19/12).

Lebih lanjut Difi mengungkapkan, dalam jangka pendek masih akan ada penyesuaian sektor keuangan yang khususnya terkait dengan seberapa cepat tapering ini dilakukan. Dan juga memperhitungkan statement The Fed yang masih akan mempertahankan suku bunga di level sekarang untuk sementara waktu.

"Penyesuaian ini akan berlangsung melalui penyesuaian capital flows dari negara berkembang ke negara maju dan kecenderungan menguatnya dollar AS," jelas Difi.

Difi menambahkan, sisi positif lain dapat dilihat dari trade channel, di mana sebenarnya tapering ini menunjukkan solidnya pemulihan ekonomi AS yang merupakan ekonomi terbesar di dunia dan pasar bagi ekspor negara berkembang. Pemulihan ekonomi Amerika ini akan mendorong ekspor negara berkembang dan mendorong pemulihan ekonomi dunia, bersama dengan pulihnya ekonomi Eurozone, China dan Jepang.

"Bagi Indonesia, ini hal yang positif untuk meningkatkan ekspor Indonesia dan Indonesia harus memanfaatkannya dengan strategi meningkatkan dan diversifikasi ekspor, khususnya produk manufakturing," ujar Difi.

Terakhir, kata Difi, keputusan The Fed ini juga memberikan arah yang jelas bagi kebijakan bank sentral AS kedepan, yang positif bagi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×