kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

BI Tawarkan Reverse Repo untuk Perbankan


Jumat, 20 Maret 2009 / 10:53 WIB
BI Tawarkan Reverse Repo untuk Perbankan


Sumber: KONTAN |

JAKARTA. Bankir punya alternatif baru dalam mengelola likuiditas. Beberapa pekan terakhir, Bank Indonesia (BI) mulai menawarkan reverse repurcase agreement (reverse repo) kepada perbankan.

Wakil Direktur Utama PT BCA Tbk Jahja Setiaatmaja mengaku, instrumen baru ini memungkinkan bank lebih fleksibel menempatkan dana. "Kami jadi mempunyai alternatif placement selain Sertifikat Bank Indonesia (SBI)," kata Jahja (19/3).

Dalam lelang reverse repo kemarin, BI menawarkan tiga seri Surat Utang Negara (SUN) dan tiga seri Surat Perbendaharaan Negara (SBN). Dalam reverse repo, BI akan membeli kembali surat berharga yang mereka jual kepada bank dalam jangka 20 hari ke depan. BI menawarkan haircut 5% atas SUN dan SBN.

Instrumen ini sebetulnya sudah digagas BI sejak awal tahun 2008. Tapi, BI baru menggelar lelang sebulan terakhir. Sebab, baru sekarang ini BI memiliki stok SUN dan SBN yang memadai untuk dilepas ke perbankan.

Pada akhir Februari 2009 lalu, kepemilikan surat berharga negara (SBN) yaitu SUN dan SBN oleh BI telah mencapai Rp 28,24 triliun. Jumlah tersbeut turun menjadi Rp 23,15 triliun pada 17 Maret 2009.
Minat masih sedikit
Kepala Tresuri Bank NISP Suriyanto Chang menjelaskan, reverse repo termasuk instrumen moneter bank sentral. Instrumen ini dipakai jika BI ingin menyerap kelebihan dana yang beredar. "Jangka waktunya lebih pendek dari SBI," ujar Suriyanto.

Tetapi ternyata antusias me para bankir untuk masuk dalam penawaran reverse repo ini tak sebesar saudara tuanya, yaitu SBI. Suriyanto mengaku Bank OCBC NISP belum pernah mengikuti lelang reverse repo.

Bank BCA yang mengumpulkan banyak dana masyarakat juga tak aktif mengikuti lelang. "Kami tidak ikut lelang karena sebagian besar likuiditas sudah terlanjur masuk ke SBI," kata Jahja. Jahja mengaku dana BCA di SBI kini mencapai Rp 38,8 triliun.

Saat ini BI memang tengah menghadapi kendala pengaturan likuiditas di industri perbankan. Sebab pada satu sisi bank kecil kesulitan mencari pinjaman dari bank besar yang punya banyak likuiditas. Sementara bank besar sibuk mencari tempat untuk memarkir dananya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×