kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

BI Telah Sebar Insentif KLM Sebesar Rp 295 Triliun Hingga Januari 2025


Rabu, 15 Januari 2025 / 15:39 WIB
BI Telah Sebar Insentif KLM Sebesar Rp 295 Triliun Hingga Januari 2025
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dinilai semakin dinikmati perbankan untuk mengatasi kekeringan likuiditas.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) semakin dinikmati perbankan untuk mengatasi kekeringan likuiditas. 

Hingga pekan kedua Januari 2025, Bank Indonesia (BI) mencatat insentif KLM yang telah disalurkan mencapai Rp 295 triliun sejak insentif ini ada.

Adapun, nilai insentif tersebut meningkat sebesar Rp 36 triliun dari Rp 259 triliun pada akhir Oktober 2024. Sementara itu, total insentif yang diberikan BI ini pun lebih besar dari yang disiapkan BI yang hanya mencapai Rp 290 triliun.

Baca Juga: Mulai 1 Januari 2025, BI Siapkan Insentif Likuiditas Makroprudensial Rp 290 Triliun

Gubernur BI Perry Warjiyo pun mengungkapkan mulai 1 Januari 2025, insentif KLM telah disalurkan pada sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, yaitu antara lain sektor pertanian, perdagangan dan manufaktur, transportasi, pergudangan dan pariwisata dan ekonomi kreatif, konstruksi, real estate, dan perumahan rakyat, serta UMKM, Ultra Mikro, dan hijau. 

Ia merinci insentif dimaksud telah disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp 129,1 triliun, bank BUSN sebesar Rp 130,6 triliun, BPD sebesar Rp 29,9 triliun, dan KCBA sebesar Rp 5 triliun. 

“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan dan memperkuat sinergi dengan pemerintah, otoritas keuangan, Kementerian/Lembaga, perbankan, dan pelaku usaha,” ujar Perry, Rabu (15/1).

Baca Juga: BI Siapkan Insentif Likuiditas Makroprudensial Rp 290 Triliun, Mulai 1 Januari 2025

Perry pun mengungkapkan bahwa pihaknya melihat insentif KLM ini telah memberikan dampak bagi penyaluran kredit. Sebagai contoh, kredit perbankan di 2024 tumbuh 10,39% YoY, lebih tinggi dari pertumbuhan kredit pada 2023 yang mencapai 10,38%.

“Berbagai kebijakan insentif dari pemerintah diperkirakan juga dapat mendorong permintaan kredit lebih lanjut,” tandasnya.

Selanjutnya: Rosan Optimis Indonesia Bisa Tangkap Peluang Investasi dari Geopolitik-Geoekonomi

Menarik Dibaca: Hujan Petir Masih Terjadi, Ini Prediksi Cuaca Besok (16/1) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×