Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Walau bunga pinjaman semalam (overnight) antar bank sudah turun, transaksi di pasar uang antarbank (PUAB) masih sepi. Volume transaksi pinjaman antarbank juga masih kecil. Pemicu situasi ini adalah para bankir masih ragu untuk meminjamkan uang di pasar uang. Itu sebabnya para bankir meminta pemerintah menjamin penuh transaksi di PUAB.
Kepala Treasury PT Bank NISP Tbk. Suriyanto Chang mengakui masih ada kekhawatiran di sejumlah bank untuk meminjamkan uangnya di PUAB. "Bank memilih untuk menjaga likuiditas jangka pendek," ungkapnya, kemarin.
Jadi, bank yang memiliki kelebihan likuiditas enggan untuk meminjamkan duitnya ke bank lain. Kalaupun memberi pinjaman, nilainya sangat terbatas. Dalam hitungan Suriyanto, volume pinjaman di PUAB saat ini tinggal separuh dari volume transaksi yang terjadi sebelum krisis likuiditas.
Head of Market Treasury ANZ Panin Bank Willing Bolung menambahkan, bunga overnight saat ini sebetulnya sudah kembali ke kisaran yang normal atau tidak tinggi lagi. "Bunga overnight untuk pinjaman rupiah sekitar 9,625% dan untuk dolar sekitar 0,5%," tuturnya.
Anehnya, walau bunga overnight turun, transaksi pinjaman antarbank masih sangat kecil. Willing menduga, kecilnya transaksi tersebut karena saat ini semua bank sudah mempunyai likuiditas yang cukup sehingga tidak memerlukan pinjaman dari bank lain.
Dugaan lain, ada beberapa bank yang memang mengurangi pinjaman mereka ke bank lain. "Atau setidaknya mereka pilih-pilih saat melakukan lending," tambah Willing.
Mereka mengurangi pinjaman ke bank lain untuk menjaga kecukupan likuiditas. "Langkah ini untuk mengantisipasi ke depan. Agar mereka tak kesulitan likuiditas," imbuhnya.
Makanya Willing menyarankan pemerintah untuk melakukan penjaminan penuh alias blanket guarantee. Soalnya, selain dari dana pihak ketiga, sumber likuiditas bank berasal dari pasar uang antarbank.
Dengan melakukan penjaminan penuh terhadap pinjaman antarbank, "Kepercayaan antarbank menjadi pulih kembali. Bank tak lagi terlalu hati-hati menjaga dana. Jadi, mereka mau berbagi kelebihan likuiditas dengan bank lain," jelas Willing.
Bunga tinggi
Ketua Umum Himpunan Bank Negara (Himbara) Agus Martowardojo menambahi sistem penjaminan penuh, termasuk untuk transaksi di pasar uang antarbank, akan menjaga kecukupan likuiditas perbankan.
Bank juga bisa memangkas lagi bunga pinjaman antarbank. "Kalau kami mau membantu bank yang relatif lebih kecil atau sesama bank kelas menengah, tidak perlu khawatir ada yang bermasalah," kata Agus yang juga menjabat Direktur Utama Bank Mandiri itu.
Agus mengakui, tingkat bunga pinjaman antarbank memang sudah turun. Namun lantaran transaksi masih ketat, bank masih mengandalkan pengumpulan dana masyarakat melalui produk simpanan deposito.
Konsekuensinya, sebagai pemikat, bank-bank menawarkan bunga deposito yang tinggi. Bahkan, ada bank yang menawarkan bunga deposito sebesar 12% hingga 13%. "Itu mencerminkan adanya persaingan bank-bank untuk berebut dana meski dengan bunga yang tinggi," kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News