Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan penurunan biaya dana (cost of funda/CoF) sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuannya sejak pertengahan 2019 hingga tahun ini.
BI telah menurunkan BI7DRR sebesar 175 basis point (bps) terhitung sejak Juni tahun lalu untuk membantu ekonomi yang lagi lesu. Dimana 100 bps dipangkas tahun lalu dan kembali diturunkan 75 bps sepanjang paruh pertama tahun ini di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Soal masalah di Bank Bukopin, OJK: Kookmin tak akan mempertaruhkan reputasinya
Penurunan bunga acuan itu direspon bank dengan menurunkan bunga deposito. Apalagi dengan melemahnya permintaan kredit, tidak ada alasan bagi bank untuk menggenjot penghimpunan dana mahal. Bank memilih memacu dana murah, alhasil biaya dana pun mulai melandai.
Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan, biaya dana perseroan per akhir Mei 2020 tercatat sebesar 3,57%, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 3,65%. "Tren ini sejalan dengan kebijakan BI untuk menurunkan BI7DRR," katanya pada Kontan.co.id, Selasa (7/7).
Hingga akhir tahun ini, BRI menargetkan menjaga CoF di kisaran 3,5% dengan cara mengejar dana murah atau current account saving account (CASA) dengan rasio 60% terhadap total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
Untuk mengejar CASA, BRI akan melakukan peningkatan transaksi e-channel, transaction banking maupun melalui branchless banking (BRILink), yang saat ini jumlahnya telah mencapai lebih dari 420 ribu agen di seluruh Indonesia.
Baca Juga: BRI dan BNI bakal bantu Kookmin susun direksi Bukopin? Ini kata OJK
Selain dengan penurunan BI7DRR menjadi 4,25%, Haru berharap kebijakan penurunan GWM menjadi 3% serta berbagai kebijakan pemulihan ekonomi Pemerintah bisa menambah likuiditas di sistem perbankan dan menekan biaya dana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News