kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,87   -1,64   -0.18%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biaya pegawai naik, BOPO sulit turun


Rabu, 22 Februari 2012 / 07:43 WIB
ILUSTRASI. Ada banyak cara cepat tidur yang bisa Anda praktikkan.


Reporter: Nina Dwiantika, Feri Kristianto | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Upaya menggiring bunga kredit turun lewat pengetatan biaya operasional bank tampaknya sulit terwujud. Apalagi, tahun ini, akan ada kenaikan biaya operasional (overhead) sebagai imbas dari kebijakan Bank Indonesia (BI) dan ekspansi industri perbankan.

Beleid ini yang berdampak luas ke pengeluaran bank itu antara lain, larangan penggunaan tenaga alih daya atau outsourcing untuk pekerjaan inti. Ini mendorong bank merekrut pegawai tetap lebih banyak.

Tak pelak, ini bisa dijadikan alasan bank atas kenaikan biaya operasional. Pasalnya, kebijakan ini akan membuat biaya pegawai otomatis meningkat. Maklum, remunerasi dan fasilitas yang diterima karyawan tetap dan berstatus outsourcing ibarat langit bumi.

Belum lagi pengadaan SDM untuk mengisi posisi di kantor-kantor baru lantaran bank ekspansi. Kenaikan ini mengerek biaya operasional cukup signifikan. Bank membutuhkan belanja modal besar untuk memperdalam penetrasi pasar, baik itu untuk membangun kantor maupun pengadaan layanan teknologi.

Pengaruh gaji pegawai terhadap biaya operasional terlihat dari anggaran beberapa bank sepanjang tahun 2011. Rata-rata bank mencatat porsi biaya pegawai hampir 20% terhadap BOPO bank. Perlu diketahui, BOPO merupakan rasio beban operasional terhadap pendapatan.

Ogi Prastomiyono, Direktur Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia Bank Mandiri mengatakan, ada kenaikan biaya tenaga kerja 11%, menjadi Rp 5,38 triliun per Desember 2011. Penyebabnya, perseroan menambah pegawai 2.664 orang menjadi 27.900 orang.

Tenaga baru ini untuk memperkuat unit kredit, terutama divisi commercial and business banking. "Kenaikan nilai gaji pegawai bertambah karena adanya penyesuaian gaji yang rata-rata sebesar 10%," katanya, Senin (20/2).

Meskipun gaji pegawai naik, kontribusi pengeluaran pegawai terhadap BOPO menurun. Desember 2011, kontribusi biaya pegawai turun menjadi 17,98%, dari 18,83% pada Desember 2010. Salah satu faktornya biaya operasional non pegawai tumbuh lebih besar ketimbang pegawai.

Bank Central Asia (BCA) juga mencatat sumbangan biaya tenaga kerja terhadap BOPO sekitar 10%. Subur Tan, Direktur Kepatuhan dan SDM BCA bilang, biaya tenaga kerja 2011 naik 25% menjadi sekitar Rp 5 triliun. "Kinerja keuangan kami tumbuh baik, jadi bonus ikut bertambah," ucap Subur. Total pegawai BCA sampai Desember 2011 mencapai 19.500 atau naik 200 dibanding tahun 2010.

Di Bank BNI, kontribusi biaya tenaga kerja terhadap BOPO sekitar 23% atau Rp 4,7 triliun dari total biaya operasional senilai Rp 19,9 triliun.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah mengatakan, biaya operasional ikut menyulitkan bunga kredit turun. Meski pengaruhnya tak sebesar biaya dana, BI yakin, pengetatan di pos pengeluaran membantu bank menurunkan bunga. "Kami bisa menilai biaya ekspansi bank ketinggian atau biaya pegawainya kelewat mahal. Tapi efisiensi lewat jalur BOPO efektif jika bank menurunkan biaya dana," katanya.

Dalam mengukur tinggi rendahnya biaya pegawai, BI menggunakan beberapa parameter. Salah satunya, memperhitungkan biaya dan tingkat produktivitas si pegawai. Jangan sampai pegawai berjibun tapi kontribusi terhadap bisnis bank terlalu rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×