kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Biaya tinggi, multifinance tahan penerbitan utang


Rabu, 17 September 2014 / 10:01 WIB
Biaya tinggi, multifinance tahan penerbitan utang
ILUSTRASI. Code Roblox Maret 2023 Update yang Masih Aktif, Jangan Lupa Cek Cara Klaimnya di Sini


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pasar modal dan kondisi ekonomi makro yang sedang meriang membuat perusahaan pembiayaan mengerem pendanaan dari penerbitan obligasi. Terbukti, dalam enam bulan terakhir, tren pinjaman dari obligasi terus bergerak turun.

Pada akhir Desember 2013, outstanding pendanaan multifinance dari obligasi sebesar Rp 53,2 triliun. Sejak April 2014, jumlahnya mulai turun menjadi Rp 51,18 triliun. Kondisi ini terus berlanjut hingga Juli 2014. Di periode itu, total pinjaman obligasi multifinance hanya Rp 50,1 triliun. Pada Juli tahun lalu, pendanaan obligasi multifinace bisa mencapai Rp 50,6 triliun.

Beragam alasan mendorong turunnya pendanaan obligasi perusahaan pembiayaan. Salah satunya adalah kenaikan bunga obligasi lantaran investor menginginkan kupon bunga yang lebih tinggi sebagai dampak dari laju inflasi yang tinggi di tahun ini.

"Kenaikan kupon bunga obligasi juga mengikuti meningkatnya suku bunga acuan tahun lalu," ujar Gunawan, Chief Executive Officer (CEO) Indomobil Finance.

Alhasil, beberapa multifinance memilih untuk merilis obligasi dengan nilai emisi yang rendah. Gunawan mengatakan, semula pihaknya berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar. Namun, melihat biaya bunga, Indomobil mengurangi nilainya menjadi Rp 440 miliar. Dengan begitu, peluang untuk diserap pasar lebih besar.

Perusahaan pembiayaan lainnya, Buana Finance juga lebih memilih berburu dana dari perbankan ketimbang penerbitan surat utang. Anthony Muljanto, Direktur Buana Finance bilang, pendanaan dari perbankan difokuskan kepada bank-bank yang sebelumnya pernah memberikan fasilitas kredit kepada Buana Finance.

Walaupun biaya dana dari perbankan juga naik lantaran kenaikan suku bunga, Anthony mengatakan, meminjam dari bank lebih mudah ketimbang menerbitkan obligasi. "Karena prosesnya bisa lebih cepat," katanya. Makanya, kebutuhan dana Buana Finance tahun ini sebesar Rp 2,3 triliun lebih banyak diisi dari pinjaman perbankan.

Jika melihat data BI, pinjaman dari perbankan domestik multifinance naik. Pada Juli tahun lalu, jumlah pinjaman bank domestik hanya Rp 137,07 triliun. Nah, di periode yang sama tahun ini, jumlah kucuran kredit dari perbankan domestik tumbuh 3,87% menjadi Rp 142,38 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×