kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bila likuiditas ketat, sejumlah bank akan terbitkan surat utang di tahun depan


Selasa, 22 Oktober 2019 / 19:16 WIB
Bila likuiditas ketat, sejumlah bank akan terbitkan surat utang di tahun depan
ILUSTRASI. Nasabah terlihat di dekat pintu?kantor cabang Bank Tabungan Negara (BTN) di Jakarta, Selasa (3/7). Melihat likuiditas yang cenderung mengetat, sejumlah bank giat mencari pendanaan di luar DPK seperti lewat obligasi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melihat kondisi likuiditas yang masih cenderung mengetat, sejumlah perbankan giat mencari opsi pendanaan di luar dana pihak ketiga (DPK) seperti obligasi.

Utamanya, penggalangan dana tersebut diutamakan untuk mendiversifikasi pendanaan terutama untuk jangka panjang. Di samping itu, penerbitan obligasi juga dilakukan perbankan untuk membiayai kebutuhan permintaan kredit.

Tidak sedikit bank yang berencana menerbitkan surat utang di tahun 2020. Ambil contoh, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR, anggota indeks Kompas100) yang menyebut masih memiliki amunisi penerbitan obligasi di tahun depan.

Baca Juga: LPS meramal likuiditas perbankan akan melonggar di sisa tahun ini

Sekretaris Perusahaan BJB Muhammad Asadi Budiman menjelaskan pihaknya berniat kembali menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun. "Tujuan penggunaannya untuk ekspansi kredit. Jika prosesnya berjalan lancar, kami akan eksekusi tahun depan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (22/10).

Sebelumnya, Asadi menjelaskan pihaknya juga telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap III/2019 senilai Rp 248 miliar. Ini merupakan lanjutan penerbitan obligasi yang telah dilakukan perseroan sejak 2017.

Total penerbitan Obligasi Berkelanjutan I BJB senilai Rp 3,50 triliun. Tahap I/2017 telah diterbitkan Rp 1,50 triliun, kemudian Tahap II/2018 diterbitkan Rp 1,752 triliun.
Wajar bila BJB aktif mencari dana di pasar, sebab jika merujuk laporan keuangan bulan Agustus 2019 (unaudited) lalu perseroan hanya mencatatkan DPK tumbuh sebesar 5,3% secara year on year (yoy) menjadi Rp 86,49 triliun.

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memberikan sinyal rencana penerbitan surat utang di tahun depan. Kendati tak merinci besaran jumlahnya, Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menurutkan dalam rencana bisnis bank (RBB) perseroan total dana non konvensional BNI memang kerap dijaga pada kisaran 15%-20%.

"Ada juga non konvensional, tapi masih dalam proses penyusunan," singkatnya.

Baca Juga: Giat perbaiki kredit bermasalah, NPL perbankan masih bisa turun

Sebelumnya, pada kuartal III 2019 lalu BNI memang telah menerbitkan negotiable certificate deposit (NCD) III/2019 dengan nilai total Rp 2,39 triliun. Tentunya dana ini bakal digunakan untuk menunjang pengembangan bisnis perseroan, terutama dalam ekspansi kredit.

Selain itu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga sempat menyatakan di tahun depan pihaknya berniat lakukan kembali penggalangan dana. Direktur Keuangan, Strategi dan Tresuri BTN Nixon Napitupulu menyebut pada awal tahun 2020 BTN bakal mengeksekusi penerbitan junior global bond senilai US$ 250 juta.

Bukan hanya itu, bank bersandi saham BBTN (anggota indeks Kompas100) ini juga mengisyaratkan rencana penerbitan sukuk ritel atau wholesale dengan kisaran dana sebesar Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×