kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Bisnis asuransi umum syariah mulai membaik


Kamis, 13 Agustus 2015 / 19:09 WIB
Bisnis asuransi umum syariah mulai membaik


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Industri asuransi umum syariah mulai menggeliat kembali. Sempat mengalami tekanan sejak beberapa tahun lalu, kini pelaku industri sudah bisa mencatatkan pertumbuhan premi yang positif meski belum terlalu besar.

Hingga semester pertama 2015 ini industri asuransi umum syariah mencatatkan premi sebesar Rp 616 miliar. Jumlah ini berhasil naik 7,8% bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun kemarin.

Menurut Adi Pramana Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) mulai membaiknya kinerja asuransi umum syariah saat ini tak lepas dari upaya pelaku usaha untuk mendiversifikasi usaha mereka. "Langkah untuk menggarap asuransi non kendaraan makin masif dilakukan," kata dia, Kamis (13/8).

Beberapa waktu ke belakang, kelesuan di lini bisnis asuransi kendaraan memang dicap sebagai kambing hitam menurunnya perolehan premi industri. Hal ini tak lepas dari melambatnya bisnis pembiayaan syariah akibat penyetaraan uang muka dengan pembiayaan konvensional beberapa waktu lalu.

Maklum sebelumnya sekitar 60% dari bisnis asuransi umum syariah disumbang dari asuransi kendaraan. Di mana multifinance syariah jadi sumber bisnis pelaku industri asuransi untuk meraup premi. Makanya sampai kuartal I 2015 lalu, premi industri asuransi umum syariah juga masih minus sampai 8% secara year on year.

Ke depan, upaya untuk memperbesar asuransi non kendaraan diperkirakannya bakal tetap terjadi. Walaupun regulator melakukan relaksasi uang muka pembiayaan belum lama ini.

Adi beralasan dampak dari penurunan uang muka ini tidak akan terlalu signifikan terasa di tahun ini. "Pasar kendaraan juga kan sedang lesu jadi industri akan tetap mencari segmen yang lebih baik," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×