kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis bank swasta terdesak bank BUMN


Kamis, 02 Maret 2017 / 11:12 WIB
Bisnis bank swasta terdesak bank BUMN


Reporter: Galvan Yudistira, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang, Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Bisnis bank swasta terdesak bank BUMNJAKARTA. Ruang gerak bisnis perbankan swasta terdesak ekspansi kredit bank milik pemerintah. Terutama dalam bisnis penyaluran kredit mikro dan infrastruktur.

Ambil contoh di kredit mikro. Merujuk data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per Desember 2016, penyaluran kredit mikro oleh bank swasta turun sekitar 30,64% dari tahun 2015 menjadi Rp 16,7 triliun. Penurunan ini lebih dalam ketimbang tahun 2015 yang hanya turun 4,59% (lihat tabel).

Sebaliknya, bank BUMN mencatatkan kenaikan kredit mikro dari 2014 sampai 2016. Tercatat sampai akhir tahun 2016, penyaluran kredit mikro bank pelat merah naik 19,3% menjadi Rp 156,9 triliun.

Ini membuat pangsa pasar bank BUMN di segmen kredit mikro bertambah gemuk. Yakni dari 76% di 2014, lalu 80% pada 2015 dan menjadi 86% di tahun lalu.

Program kredit usaha rakyat (KUR) yang mayoritas disalurkan bank BUMN menjadi salah satu penggerus kredit mikro bank swasta. "KUR membuat debitur pindah ke bank penyalur KUR yang didominasi bank BUMN," kata Dody Arifianto, Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Bank Danamon mengamini bahwa KUR mempengaruhi bisnis Danamon Simpan Pinjam (DSP) di segmen mikro. Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon mengatakan, tahun lalu, kredit mikro DSP turun 30% menjadi Rp 10,2 triliun. Tahun sebelumnya, kredit mikro DSP melorot 23%.

Tak hanya kredit mikro, bank swasta pun susah menandingi bank BUMN di kredit infrastruktur. Mayoritas kredit ini juga mengalir ke bank pemerintah.

Toh begitu, kenyataan ini tak membuat bankir swasta patah arang. Taswin Zakaria, Presiden Direktur Bank Maybank Indonesia mengatakan, kebutuhan investasi infrastruktur sangat besar. "Peluang partisipasi dari bank non BUMN masih cukup besar," kata dia, Rabu (1/3).

Kredit infrastruktur menjadi salah satu fokus Maybank Indonesia tahun ini. Perusahaan mengincar perusahaan besar untuk mendorong kredit korporasi. Maybank membidik pertumbuhan kredit korporasi 20% tahun ini.

Sementara, Direktur Utama Bank Danamon Sng Seow Wah menuturkan, pihaknya akan lebih fokus ke bisnis komersial dan korporasi di tahun ini.

Sedikit berbeda, Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP mengatakan, kebetulan OCBC NISP tidak lagi menyasar kredit mikro. Kredit infrastruktur pun bukan target utama. "Kami tetap fokus pada segmen ritel seperti UKM dan korporasi," kata Parwati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×