Reporter: Anaya Noora Pitaningtyas | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rencana PT AEON Credit Service Indonesia menekuni bisnis kartu kredit nampaknya bakal molor. Sudarmadi Salim, Direktur Utama AEON mengatakan, sampai bulan Mei ini, pihaknya masih dalam tahap persiapan sistem kartu kredit, termasuk persiapan perangkat keras maupun lunak.
Padahal AEON menargetkan, semua persiapan akan selesai pada bulan September atau Oktober mendatang. Setelah itu, perusahaan akan langsung mengajukan izin ke regulator.
Berdasarkan catatan Kontan Januari lalu, AEON bakal mengajukan pengurusan izin operasi ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) di April. Ternyata meleset. Proses perizinan memakan waktu selama 60 hari, jadi di akhir tahun diharapkan izin operasi dari Bapepam LK turun.
Saat ini AEON sudah mengantongi izin dari Bank Indonesia (BI). Namun izin itu belum lengkap, karena sebagai perusahaan pembiayaan, AEON juga harus mengantongi izin dari Bapepam-LK.
Selain soal izin, nilai investasi AEON juga berubah. Awalnya AEON menyiapkan dana investasi sebesar Rp 30 miliar. "Kemungkinan, dana investasi ini membengkak menjadi Rp 60 miliar," kata Sudarmadi. Sebab, AEON akan menempatkan servernya di Indonesia untuk memudahkan bisnis perusahaan. Sebelumnya, AEON merencanakan bisnis di Indonesia dengan memakai server yang berada di Malaysia dan Thailand.
Plafon imut-imut
AEON Indonesia adalah anak usaha AEON Credit Service (ACS), perusahaan asal Jepang yang menyediakan berbagai layanan finansial. Mulai pembiayaan kartu kredit, kredit perseorangan, asuransi, hingga perbankan. Perusahaan yang tercatat di bursa Jepang, Hong Kong, Thailand, dan Malaysia ini masuk ke Indonesia di 2004 dan resmi beroperasi tahun 2006.
Saat ini pembiayaan AEON berfokus pada barang elektronik, furnitur, alat musik, olahraga, jasa pendidikan dan material renovasi rumah.
Selama 2010, penyaluran pembiayaan AEON Rp 119 miliar. Di 2011, AEON menargetkan pembiayaan Rp 220 miliar. Untuk mencapai target tersebut, AEON menerapkan berbagai strategi, yaitu menambah jaringan merchant dan penambahan area operasi seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Dalam menerbitkan kartu kredit, AEON akan menggandeng Visa dan MasterCard. Di tahun pertama hingga 2012, AEON menargetkan menerbitkan 50.000 kartu kredit dengan omzet Rp 44 miliar.
Selama ini, perusahaan pembiayaan menjauhi bisnis kartu kredit karena risikonya lebih tinggi dan penanganan kredit macetnya lebih rumit. Juga, perlu usaha lebih untuk membesarkan pasar. Terakhir kali, multifinance yang berbisnis kartu kredit adalah GE Finance, yang kini diambil alih Bank Permata.
AEON tak gentar. Menurut Sudarmadi, pihaknya ingin mendobrak pakem, dengan memasarkan kartu kredit untuk kalangan menengah-bawah dengan limit yang kecil. "Fase awal, kami mematok limit kecil Rp 1 juta-Rp 3 juta, agar tidak tabrakan dengan bank," kata Sudarmadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News