Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Aturan pembatasan kepemilikan kartu kredit yang dirilis Bank Indonesia (BI) tahun lalu ternyata tak membikin bisnis kartu kredit redup. Pembatasan suku bunga kartu kredit juga tak membikin penerbit kartu kredit patah semangat. Terbukti, penyaluran kredit dan transaksi kartu kredit terus tumbuh.
Memang, jumlah kartu kredit yang beredar menurun, lantaran pembatasan jumlah kepemilikan kartu kredit. Mengutip data BI, hingga Juli 2013 jumlah kartu kredit yang beredar mencapai 14,76 juta kartu. Jumlah ini menurun 4,33% ketimbang Juli 2012 sebanyak 15,31 juta kartu.
Meski jumlah kartu menurun, jumlah transaksi dan penyaluran kredit terus tumbuh. Nilai transaksi kartu kredit per Juli 2013 meningkat 14,23% ketimbang periode sama tahun lalu. Sementara, penyaluran kredit per Juli 2013 melesat 20,8% ketimbang Juli 2012.
Steve Martha, General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), menilai pertumbuhan jumlah kartu kredit hingga akhir tahun akan naik, meski tidak sebesar tahun lalu. Sementara, pertumbuhan nilai transaksi belum akan setinggi pertumbuhan tahun lalu. Steve memperkirakan, transaksi kartu kredit tahun ini bisa tumbuh hingga 15%.
Menurut Steve, pada periode September hingga Oktober nanti, transaksi kartu kredit kemungkinan akan melambat sementara. Setelah Oktober, transaksi kartu kredit akan kembali naik, terutama memasuki akhir tahun. Sebab, banyak orang melakukan pengeluaran seiring libur akhir tahun. "Nilai transaksi Juli 2013 tumbuh pesat terutama karena libur Lebaran. Tahun-tahun sebelumnya juga seperti itu," kata Steve.
Nah, setelah Oktober mendatang, banyak penerbit kartu kredit akan menggenjot volume dan nilai transaksi kartu kredit. Caranya dengan merilis program menarik seperti diskon, cicilan, hingga paket wisata.
Meski transaksi dan penyaluran kredit meningkat, bukan berarti bank bisa untung besar. Sebab, sejak awal tahun 2013, BI memberlakukan aturan bunga maksimum. Kini, meski suku bunga acuan alias BI rate naik menjadi 7,25%, perbankan tak bisa seenaknya mengerek bunga kartu kredit. Sebab, hingga saat ini, BI belum merilis perubahan bunga maksimum kartu kredit.
Irwan Sutjipto Tisnabudi, Division Head Unsecured Loan Bank OCBC NISP, mengatakan sejak BI rate naik, biaya dana ikut naik. Padahal, Bank OCBC NISP masih menahan suku bunga kartu kredit di level 2,95% untuk kartu Platinum NISP dan 2,4% untuk kartu Solid Titanium. Alhasil, margin keuntungan bisnis kartu kredit menipis. "Untuk itu, kami menjaga pemilihan segmen dan kualitas portofolio dengan tidak melakukan direct sell dan lebih meningkatkan cross selling," kata Irwan.
Strategi lain, OCBC NISP memilih fokus di segmen menengah ke atas. Tahun ini, Irwan menargetkan nilai transaksi kartu kredit mencapai RP 1,6 triliun dengan nilai kredit Rp 260 miliar. Per Agustus 2013, nilai transaksi kartu kredit OCBC NISP mencapai Rp 1 triliun dengan jumlah kartu kredit mencapai 100.000 dan nilai penyaluran kredit Rp 240 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News