Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga komoditas berpotensi mendorong permintaan perumahan. Hal ini akan membantu menopang pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) perbankan.
Bank BTN misalnya melihat, fenomena kenaikan harga komoditas pada 2012 - 2013 silam yang ikut mendongkrak permintaan KPR. Direktur Keuangan BTN, Nofry Rony Poetra menyebut, pada waktu itu harga rumah naik karena permintaan juga meningkat.
"Momentum kenaikan harga komoditas juga berpengaruh terhadap saham-saham properti. Pada tahun 2012 - 2013, emiten saham propeti menikmati kenaikan penjualan sehingga berdampak positif pada kinerja saham mereka," kata Nofry, dalam diskusi daring Kamis lalu (14/7).
Sementara untuk tahun 2019 - 2022, harga rumah cenderung bergerak stabil sebagai bentuk pemulihan pasca pandemi Covid-19. Meski demikian, ia memperkirakan ekonomi kembali pulih dan permintaan perumahaan juga akan meningkat.
Baca Juga: Menakar Untung Rugi Investasi di Instrumen Efek Beragun Aset KPR Perbankan
Hal ini terlihat dari kinerja positif BTN. Hingga Juni 2022, KPR BTN meningkat 7,5% yoy baik untuk segmen subsidi maupun non-subsidi. Sementara secara total, penyaluran kredit BTN tumbuh lebih dari 6% pada Juni 2022.
Jika secara unit, BTN mampu menyalurkan pembiayaan sebanyak 33.000 - 35.000 unit rumah pada Maret 2022. Pada Juni 2021, jumlahnya terus meningkat dan hampir menyentuh 45.000 unit rumah.
"Kalau harga rumah, kita perhatikan tipe 70 ke atas itu pertumbuhan stabil, termasuk tipe 36 dan 45 kurang lebih sama. Survei teman-teman BTN memberikan hasilnya, ternyata pertumbuhan secara berkelanjutan dan terus bergerak naik," terangnya.
Tak berbeda, KPR BCA juga naik. Hingga semester I 2022, penyaluran KPR bank swasta terbesar di Indonesia ini tumbuh hingga 8,6% yoy dan total outstanding KPR senilai Rp 93,62 triliun.
Dengan pertumbuhan 8,6% maka portofolio KPR BCA per Juni 2022 mencapai Rp 101,67 triliun. EVP Consumer Loan BCA Welly Yandoko mengatakan, capaian tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan BCA.
"BCA akan terus berperan dalam menyalurkan kredit dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah menggerakkan roda perekonomian. Namun, tetap memperhatikan dan menyesuaikan dengan kondisi makroekonomi ke depan," katanya.
BCA akan terus menyiapkan strategi untuk mendorong penyaluran KPR sampai akhir tahun meskipun suku bunga BI bakal naik dan diskon pajak properti telah berakhir di Juni. Salah satunya berkolaborasi dengan pengembang dan broker properti terpercaya untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat.
BNI juga terus memacu kredit konsumer termasuk di dalamnya KPR. Hingga Mei 2022, kredit konsumer BNI tumbuh 10,6% yoy menjadi Rp 101,5 triliun ditopang KTA dan KPR, yang masing - masing tumbuh 20,8% yoy dan 7,6% yoy.
Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies menyatakan, pertumbuhan KPR BNI ditopang penyaluran kredit melalui top selected developer dan juga kredit program pemerintah.
"Untuk produk KPR, BNI fokus berekspansi pada primary market dan berkolaborasi dengan Top Selected Developer menawarkan program suku bunga yang sangat menarik dalam rangka HUT BNI ke 76 mulai dari 2,76% per tahun," tuturnya.
Baca Juga: BTN Bakal Sekuritisasi KPR Rp 2 Triliun pada Penghujung Tahun 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News