Reporter: Galvan Yudistira, Nina Dwiantika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Bisnis properti masih lesu. Ini terlihat dari penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) yang masih landai.
Berdasarkan data uang beredar, KPR dan KPA hanya tumbuh 7,7% atau senilai Rp 377,3 triliun per Mei 2017. Angka itu lebih rendah dari pertumbuhan 7,8% atau senilai Rp 375,7 triliun per April 2017
Bahkan, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) hanya mencatat pertumbuhan tipis bisnis KPR yakni 0,8% atau senilai Rp 35,85 triliun per semester I-2017 dibandingkan posisi Rp 35,57 triliun per semester I-2016. KPR dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) 3,8% per semester I-2017 menjadi penyumbang kredit bermasalah tertinggi pada kredit konsumer BNI.
Direktur Bisnis Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, KPR tumbuh tipis karena efek Ramadan dan Hari Raya Lebaran. BNI mengharapkan KPR dapat tumbuh dua digit di akhir 2017 melalui pemanfaatan waktu penyaluran pinjaman ke perumahan di kuartal III dan kuartal IV.
BNI akan menggandeng beberapa pengembang (developer) potensial sebagai strategi mengembangkan dan mengoptimalkan bisnis KPR.
Lebih baik, PT Bank CIMB Niaga Tbk mencatat pertumbuhan KPR sebesar 10% di semester I-2017. Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan mengatakan, pihaknya sudah melakukan proses perbaikan yang cukup besar sejak tahun lalu sehingga lebih menarik baik bagi nasabah maupun juga rekanan developer.
"Ditambah lagi harga cukup bersaing biarpun bukan yang termurah," terangnya kepada KONTAN, Kamis (13/7).
Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Randi Anto menargetkan, KPR dapat tumbuh 20% hingga akhir tahun 2017. Bank berplat merah ini mencatat pertumbuhan 12,2% atau senilai Rp 20,5 triliun di semester I-2017.
Senada, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga memproyeksikan pertumbuhan kredit KPR lebih tinggi di kuartal II. Kami memproyeksikan pertumbuhan KPR lebih dari 10,4% yoy pada kuartal II-2017, kata Kepala Divisi Bisnis Kredit Konsumen BCA ujar Felicia M. Simon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News