kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis otomotif loyo, premi asuransi umum turun


Minggu, 06 Desember 2020 / 14:56 WIB
Bisnis otomotif loyo, premi asuransi umum turun
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan logo sejumlah perusahaan asuransi umum di kantor Aosiasi Asuransi Umum Indonesia Jakarta/pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan bisnis asuransi umum masih berlanjut mendekati akhir tahun. Hal ini terlihat dari penurunan pendapatan premi industri asuransi umum mencapai 7,0% yoy atau setara Rp 4,02 triliun menjadi 53,87 triliun hingga September 2020 menurut data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI). 

Dari total 14 lini usaha asuransi, sebanyak delapan usaha mencatatkan kinerja negatif di sepanjang kuartal tiga tahun ini. Penurunan terbesar dibukukan pada lini asuransi kendaraan -20,9%, asuransi aneka -20,6% dan asuransi penjaminan 16,4%. 

Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik, Riset, Analisis TI, dan Aktuaria AAUI Trinita Situmeang menyebut, penurunan asuransi kendaraan sejalan dengan penurunan penjualan kendaraan roda empat secara ritel hingga 46,39% yoy. Sedangkan penjualan secara wholesale (sampai tingkat diler) turun 59,30% yoy.

"Penjualan sepeda motor secara wholesale pada triwulan III 2020 juga turun 46,14% yoy," kata Trinita, pekan lalu. 

Apalagi, asuransi kendaraan berkontribusi 20,4% dari total premi industri asuransi umum yakni sebesar Rp 53,87 triliun. Ini merupakan lini usaha terbesar kedua setelah asuransi properti. 

Baca Juga: OJK restui penggabungan FWD Life dan FWD Insurance Indonesia

Meski turun, asosiasi yakin kinerja tahun depan akan membaik karena pemerintah serius memperbaiki kondisi ekonomi serta mengupayakan pandemi Covid-19 segera berakhir dengan penyediaan vaksin. Dibarengi pemberian bantuan langsung tunai kepada pekerja yang memiliki gaji di bawah Rp 5 juta. 

"Dengan begitu, perekonomian dan belanja masyarakat akan berjalan terus. Adanya UU Cipta kerja kepada UMKM akan berdampak pada industri. Tiga hal optimitis itu, membuat industri akan berjalan kembali walau kondisi di lapangan lebih waspada," jelas dia. 

Di tengah kondisi sulit ini, sejumlah perusahaan asuransi umum bisa tetap mencatatkan perolehan premi yang positif. 

Adira Insurance berhasil membukukan premi bruto kuartal ketiga 2020 senilai Rp 1,5 triliun atau naik sebesar 23,1% yoy. 

Chief Marketing Officer Adira Insurance Hassan Karim mengatakan, sudah memulai menjalankan digitalisasinya sejak 2014, yang diawali dengan sentralisasi pembayaran klaim. Selanjutnya, Adira Insurance terus melakukan berbagai pengembangan dan inovasi.

“Ketika pandemi melanda dan seluruh dunia harus bekerja dari rumah, ini bukan merupakan hal baru bagi Adira Insurance. Kami telah menerapkan working from home sejak 2018, sehingga infrastruktur dan sistem IT kami siap untuk seluruh perusahaan agar tetap beroperasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan," jelasnya. 

Pelanggan Adira Insurance juga dapat membeli produk-produk perlindungan dari website, call center, hingga berbagai partners e-commerce. Menurutnya, digitalisasi ini merupakan salah satu pendukung Adira Insurance dapat terus bertahan di masa pandemi. 

Baca Juga: Ada pandemi Covid-19, Adira Insurance bukukan pertumbuhan premi 23,1% per September

"Adira Insurance telah berkomitmen untuk melakukan inovasi secara digital untuk memberikan kemudahan bagi Pelanggan, salah satunya dengan Aplikasi Autocillin Mobile Claim yang memudahkan pengajuan klaim bagi pelanggan melalui smartphone," terangnya. 

Dengan aplikasi tersebut, pelanggan cukup foto kerusakan mobil, lalu upload di aplikasi, mobil Anda langsung diperbaiki dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Selanjutnya: Ini strategi Adira Insurance menangkan pasar asuransi umum di tengah pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×