Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis paylater multifinance makin merekah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan piutang pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater perusahaan pembiayaan tumbuh signifikan per September 2024 sebesar Rp 8,24 triliun. Nilai itu meningkat sebesar 103,40%,
Sedangkan untuk Non Performing Financing (NPF) gross BNPL perusahaan pembiayaan juga dalam kondisi terjaga, yakni berada di posisi 2,6% per September 2024. Angka itu mencatatkan kenaikan, jika dibandingkan posisi per Agustus 2024 yang sebesar 2,52%.
Menanggapi hal ini, Head of Corporate Affairs GoTo Financial, Audrey P Petriny menilai bahwa adanya peningkatan piutang pembiayaan BNPL berdampak positif bagi kinerja perusahaan. Ditambah, nasabah yang melakukan pinjaman juga masih dalam kondisi yang aman.
Baca Juga: Bisnis Paylater di Perusahaan Pembiayaan Diprediksi Terus Tumbuh, Ini Pendorongnya
“Untuk di Gopay Later sendiri nasabahnya terbilang masih aman, karena pembayarannya selalu dilakukan tepat waktu,” imbuhnya kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11).
Audrey meyebutkan, berdasarkan laporan kinerja GoTo kuartal ke III-2024, nilai pinjaman konsumen yang disalurkan (outstanding loans) di mana mencakup produk BNPL dan pinjaman tunai, naik tiga kali lipat secara year on year (YoY), mencapai Rp 4,3 triliun, dengan tingkat kredit bermasalah (NPL) yang stabil dan rendah.
“Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem berjalan dengan baik, dengan berbagai produk dan penggunaan layanan di Grup,” kata dia.
Dia menyebutkan bahwa sebanyak 45% dari jumlah pinjaman yang disalurkan berasal dari pengguna e-commerce, kemudian 40% dari pengguna layanan on-demand, dan sisanya dari pengguna aplikasi GoPay. Adapun pendapatan dari jasa pinjaman tumbuh signifikan sebesar 527% YoY.
Baca Juga: Panduan Cara Menonaktifkan SPayLater dengan 3 Tahapan dan Syaratnya
“Dengan kondisi yang positif ini, GoTo financial berkomitmen memberikan layanan keuangan yang lengkap dan aman bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk di antaranya layanan buy now pay later(BNPL),” kata Audrey.
Audrey menilai, performa kinerja ini didorong antara lain oleh pertumbuhan transaksi dan pengguna aktif di platform e-commerce dan aplikasi Gojek dan GoPay.
Lebih jauh lagi, dia mengatakan bahwa dalam memberikan layanan pinjaman, pihaknya mengedepankan prinsip kehati-hatian dan transparansi.
“Kami memberikan informasi yang transparan mengenai syarat dan ketentuan pinjaman di awal, memberikan limit sesuai kemampuan konsumen, dan menghadirkan program edukasi literasi keuangan secara rutin,” kata dia.
Audrey juga melihat potensi pertumbuhan yang tinggi untuk layanan pinjaman GoTo. Dia pun menargetkan penyaluran pinjaman bisa meningkat 2 kali lipat pada tahun depan, dibandingkan September 2024.
Baca Juga: Bisnis Paylater di Kredivo Makin Mengembang
Selaras dengan hal ini, SVP, Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari menilai adanya peningkatan signifikan pada piutang pembiayaan BNPL tersebut menunjukkan kinerja positif dari industri Paylater yang saat ini semakin populer sebagai metode pembayaran masyarakat.
Indina menuturkan bahwa peningkatan ini juga dirasakan oleh Kredivo, pelopor penyedia layanan Paylater yang memiliki lisensi multifinance. Tercatat, jumlah dan nilai transaksi Kredivo meningkat masing-masing hingga 58,59% (CAGR) dan 78.42% (CAGR) dalam lima tahun terakhir.
Selain itu, ia menyebut pengguna Kredivo juga meningkat 20 kali lipat dalam kurun waktu yang sama atau kini berjumlah hampir 10 juta.
Menurut dia, pertumbuhan BNPL ini antara lain didorong oleh tingginya kebutuhan masyarakat akan akses kredit yang mampu dijawab oleh Kredivo dengan menghadirkan layanan Paylater yang mudah, aman, fleksibel dan terjangkau.
Baca Juga: Berikan Literasi Keuangan, Atome Finance Indonesia Hadir di Multifinance Day 2024
Tak hanya itu, faktor lain yang membuat piutang pembiayaan BNPL naik, karena popularitas Paylater juga kini bukan hanya identik sebagai metode pembayaran di platform e-commerce, namun juga sebagai metode pembayaran di sektor belanja offline yang meningkat tajam.
Lebih lanjut, Indina melaporkan bahwa data Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 dari Kredivo dan Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan transaksi offline berkontribusi sebesar 27,7% terhadap total transaksi Paylater atau mengalami kenaikan hingga 169% sepanjang 2023.
“Bahkan, Paylater tetap menjadi kredit pertama bagi mayoritas responden (68%), terutama wanita dan milenial yang mencerminkan inklusivitas dan kemudahan Paylater dalam memberikan akses kredit bagi konsumen,” kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11).
Baca Juga: Dorong Minat Belanja Fesyen Offline, Kredivo dan H&M Kolaborasi Hadirkan Paylater
Dengan begitu, Indina mengatakan bahwa Kredivo terus melakukan sejumlah strategi agar piutang pembiayaan BNPL tetap tumbuh diantaranya yakni, dengan melakukan ekspansi jaringan merchan yang berfokus pada merchan lokal di kota-kota tier dua dan tiga di Indonesia.
“Kemudian, Kredivo juga melakukan Integrasi merchant offline di berbagai sektor, mulai dari F&B, fashion, elektronik, hingga kebutuhan rumah tangga,” tandasnya.
Selanjutnya: Indeks MSCI Lakukan Rebalancing Pada November 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: Hujan Turun Merata, Ini Ramalan Cuaca Besok (8/11) di Banten
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News