kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis pembiayaan multifinance diprediksi terpukul akibat dampak Covid-19


Minggu, 14 Juni 2020 / 18:23 WIB
Bisnis pembiayaan multifinance diprediksi terpukul akibat dampak Covid-19
ILUSTRASI. Penjualan mobil bekas menggunakan perusahaan leasing di Tangerang Selatan, Senin (20/4). Ekonom Universitas Indonesia menilai perusahaan leasing saat ini belum mampu menerjemahkan Peraturan OJK yang sudah diterbitkan atas permintaan pemerintah. Perlu ada


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Asosisi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) telah memprediksi dampak pandemi corona (Covid-19) terhadap bisnis pembiayaan.

Bila pada awal tahun asosiasi memperkirakan pembiayaan multifinance tumbuh 4% pada 2020. Akibat pandemi, pembiayaan multifinance diprediksi hanya tumbuh 1% atau bahkan kurang dari itu.

Baca Juga: Permohonan restrukturisasi kredit multifinance mulai melandai

“Pertumbuhan pembiayaan bisa sampai minus, karena pembiayaan kendaraan juga turun. Tapi itu bergantung dari berapa lama penyelesaian corona ini," kata Ketua APPI Suwandi Wiratno, pekan lalu.

Pembiayaan kendaraan paling terpukul dan akan menekan bisnis multifinance. Sebab, kendaraan menyumbang 60% -70% dari total pembiayaan multifinance.

Menurut Suwandi, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) memprediksi penjualan mobil tahun ini hanya mencapai 500.000 unit. Sementara penjualan motor juga meleset dari perkiraan awal tahun.

Baca Juga: Begini kesepakatan pemerintah terkait sistem kerja bergilir ASN selama new normal

Mengantisipasi penurunan lebih besar, diperlukan dukungan banyak pihak dari Kementerian Hukum dan Ham, pemerintah, perbankan dan perusahaan asuransi.

Terlebih, ada beberapa bank mulai mengunci likuiditas multifinance di tengah ketidakpastian ekonomi dan daya beli masyarakat. Nah, multifinance yang tidak terafiliasi bank akan kesulitan cashflow.

PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mencatatkan penurunan pembiayaan Rp 7,8 triliun hingga April 2020. Nilai itu turun 17,89% dari April 2019 yakni Rp 9,5 triliun.

Perusahaan akhirnya merevisi target pembiayaan tahun ini dari Rp 30 triliun menjadi Rp 15 triliun. Serta gencar tawarkan produk multiguna untuk tingkatkan kinerja tahun ini.

Baca Juga: Mandala Multifinance terbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I capai Rp 500 miliar

Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo menyebut, produk multiguna menjadi tambahan pendapatan sekaligus kebutuhan corporate fleet customer yang masih memadai.

"Sampai saat ini penawaran multiguna mencapai 5% dari portofolio perusahaan," ungkapnya.

MTF juga berupaya mengoptimalkan pasar Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dari nasabah Bank Mandiri maupun Bank Mandiri Syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×