kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis pembiayaan multifinance turun 10,28% yoy di Juli 2020


Selasa, 01 September 2020 / 18:33 WIB
Bisnis pembiayaan multifinance turun 10,28% yoy di Juli 2020
ILUSTRASI. Costumer Service perusahaan pembiayaan Mandiri Tunas Finance (MTF) melayani nasabah di MTF Costumer Executive Lounge, Jakarta. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pembiayaan perusahaan multifinance semakin tertekan pandemi Covid-19. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan piutang pembiayaan pembiayaan perusahaan multifinance turun 10,28% yoy di Juli 2020. Nilai itu lebih dalam dibandingkan Juni 2020 hanya turun 7,27% yoy.

PT Mandiri Tunas Finance misalnya mencatatkan pembiayaan hingga Juli 2020 mencapai Rp 9,8 triliun. Nilai itu mengalai penurunan 37,97% yoy dibandingkan Juli 2019 senilai RP 15,8 triliun.

“Pembiayaan baru bertumbuh dibanding Juni 2020 yang tercatat Rp 527 miliar. Sedangkan pembiayaan baru pada Juli 2020 mencapai Rp 992 miliar,” ujar Direktur Harjanto Tjitohardjojo kepada Kontan.co.id pada Senin (31/9).

Baca Juga: Restrukturisasi pembiayaan hantui kenaikan NPF multifinance

Ia memproyeksi penyaluran pembiayaan hingga penghujung tahun mencapai Rp 15 triliun. Guna mencapai target tersebut, MTF menetapkan berbagai strategi. Mulai dengan meningkatkan pembiayaan secara bertahap secara hati-hati guna menjaga kualitas aset.

“Mengingatkan costumer yang masih bisa mengangsur. Memastikan costumer yang melakukan restrukturisasi untuk dapat kembali membayar angsuran setelah masa restrukturisasi selesai. Bagi customer yang menunggak lebih dari 150 hari, maka kendaraan akan direproses atau tarik,” jelas Harjanto.

Baca Juga: Asuransi Jiwa & Multifinance Masih Terpuruk Hingga Bulan Ini

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (AAPI) Suwandi Wiratno mengaku saat ini perusahaan pembiayaan fokus dalam melakukan collection guna menjaga kemampuan membayar pinjaman yang telah diterima. Ia mengakui kondisi daya beli masyarakat yang turun menjadi tantangan di industri multifinance.

“Permintaannya pembiayaan baru berkurang saat daya beli masyarakat turun. Namun rasio kepemilikan kendaraan roda dua dan empat terhadap jumlah penduduk, ini peluangnya masih besar. Asing juga masih ingin masuk dan bertanya ke APPI atas kemungkinan untuk mencari partner,” tutur Suwandi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×