Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pembiayaan terus melakukan restrukturisasi pembiayaan nasabah terdampak Covid-19. Kendati demikian, pembiayaan yang telah mendapat keringanan tersebut masih memiliki potensi menjadi pembiayaan bermasalah atau NPF.
PT BNI Multifinance mengaku belum bisa memproyeksi potensi pembiayaan yang telah direstrukturisasi bakal menjadi NPF. Direktur Utama BNI Multifinance Hasan Gazali Pulungan bilang hal itu akan berkaitan dengan seberapa cepat persoalan Covid-19 bisa diselesaikan.
Baca Juga: AB Sinar Mas Multifinance menerbitkan obligasi dengan bunga hingga 11%
“Namun NPF posisi bulan Juli 2020 berdasarkan Aging (umur tunggakan) adalah 1%. Semua NPF sudah dicadangkan dan kami sudah menyesuaikan pencadangan sesuai PSAK 71,” papar Hasan kepada Kontan.co.id pada Senin (31/8).
Kendati demikian, Hasan bilang banyak debitur yang telah menyelesaikan proses restrukturisasinya. Ia mengaku per Senin (31/8), terdapat tiga kontrak pembiayaan senilai Rp 2,7 miliar yang masuk restrukturisasi telah dilunasi.
“Total hingga hari ini pembiayaan yang sudah keluar dari Restrukturisasi Covid-19 sebanyak 52 kontrak dengan outstanding Rp 28,45 miliar. Untuk menjaga NPF kembali lagi kepada proses penyaluran pinjaman yang Lebih selektif. Kita berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga keseimbangan antara installmen dengan new booking sekaligus percepatan penyelesaian pinjaman yang jatuh ke NPF,” tambah Hasan.
Adapun PT Mandiri Tunas Finance melihat 10% dari total pembiayaan yang direstrukturisasi memiliki kemungkinan mejadi penyumbang rasio pembiayaan bermasalah atau NPF.
Baca Juga: Perusahaan Multifinance Masih Gencar Minta Restrukturisasi Kepada Bank
“Saat ini posisi NPF MTF pada Juli 2020 di level 2,7%. Target sampai akhir tahun di kisaran 1,6%. Pencadangan sudah di lakukan sesuai regulasi yang berlaku,” ujar Harjanto kepada Kotan.co.id pada Senin (31/8).
Kendati demikian, Ia mengaku pembiayaan baru MTF mulai bertumbuh setiap bulannya pasca pelonggaran PSBB. Anak perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini mampu menyalurkan pembiayaan baru senilai Rp 992 miliar di Juli 2020. Sedangkan di Juni 2020 hanya Rp 557 miliar.