Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan mencetak kenaikan transaksi bisnis remitansi di tengah tren pelemahan rupiah.
Ambil contoh Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur. Direktur Keuangan, Treasury, and Global Services Bank Jatim Edi Masrianto mengungkapkan, hingga Maret 2025, remitansi bank berkode saham BJTM ini menyentuh angka Rp 1,7 triliun. Ini naik 41,6% secara tahunan (year on year/yoy) dibanding Maret tahun lalu sebesar Rp 1,2 triliun.
Secara volume, ini kata Edi melesat jauh bila dibandingkan dengan periode Januari 2025 yang tercatat Rp 676 miliar dari Rp 370 miliar di periode sama tahun lalu.
“Pelemahan Rupiah cenderung menguntungkan bagi bisnis remitansi,” ungkap Edi kepada Kontan, Rabu (21/4).
Baca Juga: Jelang Lebaran Transaksi Remitansi BSI Tembus Rp 1,5 Triliun
Kata Edi, pendapatan berbasis komisi atau fee based income Bank Jatim juga ikut naik. Namun, Edi tak merinci angkanya lebih lanjut.
Adapun saat ini, Bank Jatim melayani dua koridor utama layanan remitansi, yakni dari Malaysia dan Hongkong, dua negara dengan lumbung pekerja migran Indonesia (PMI) terbesar dari Indonesia khususnya dari Jawa Timur.
Untuk memperluas layanannya, Bank Jatim menjalin kerja sama dengan Merchantrade Asia untuk layanan remitansi ke Malaysia dan Chandra Remittance untuk remitansi ke Hongkong. Keduanya telah diintegrasikan ke dalam layanan remitansi andalannya, JConnect Remittance.
Kata Edi, JConnect Remittance memang dikhususkan bagi transaksi valuta asing. Dari pengembangan layanan inilah sehingga dapat menyumbang peningkatan volume transaksi remitansi Bank Jatim.
Bank Jatim kata Edi juga tengah membuat ekosistem PMI di Jawa Timur. Hal ini lantaran ada peningkatan jumlah PMI dari sana.
Bank Jatim juga tengah mengembangkan layanan outbound untuk melayani kebutuhan transfer uang dari Indonesia ke luar negeri sehingga bisa menarik minat nasabah individu dan perusahaan.
Baca Juga: Perbankan Gandeng Fintech dalam Mendorong Pertumbuhan Bisnis Remitansi
“Dengan upaya pengembangan ini, transaksi remitansi diproyeksikan menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan fee-based income Bank Jatim di tahun ini,” pungkas Edi.
PT CIMB Niaga Tbk juga turut membukukan kenaikan transaksi remitansi di kuartal I tahun ini. Kata Direktur Utama CIMB Niaga, Lani Darmawan, volume transaksinya naik hampir dua kali lipat secara tahunan, khususnya lewat transaksi BI-Fast.
Meski begitu, kata Lani ini bukan akibat pelemahan Rupiah. “Tetapi karena education menggunakan BI-Fast yang murah dan akses lebih flexible untuk semua bank,” terang Lani, Rabu (23/4).
Direktur Pemasaran dan Usaha Syariah BPD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Raden Agus Trimurjanto mengatakan, transaksi remitansi yang masuk ke BPD DIY jumlahnya masih terbilang rendah. Sayang, dia tak menyebut angka pastinya.
Yang jelas Agus bilang, pelemahan Rupiah cukup menguntungkan bagi nasabah dari segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti eksportir tas kulit yang mendapat pembayaran dalam mata uang asing.
Adapun saat ini BPD DIY telah menjalin kerja sama dengan Western Union yang bisa dilayani di 107 kantor cabang BPD DIY. Agus menyebut, remitansi yang masuk datang dari Amerika Serikat, Australia, dan Eropa.
Baca Juga: Bank Mandiri Proyeksikan Bisnis Remitansi Tumbuh 10% pada Momen Ramadan dan Lebaran
Selanjutnya: UMO Journey, Perjalanan Rasa ala Jepang Menggugah Jiwa di Okuzono Japanese Dining
Menarik Dibaca: Promo Liburan Pertengahan Tahun Lewat BCA tiket.com Travel Fair 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News