kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis tambang dongkrak pembiayaan alat berat


Rabu, 22 September 2010 / 08:22 WIB
Bisnis tambang dongkrak pembiayaan alat berat


Reporter: Steffi Indrajana | Editor: Test Test

JAKARTA. Cerahnya bisnis pertambangan, terutama batubara berdampak baik bagi industri pembiayaan yang bergerak di sektor alat berat. Beberapa perusahaan pembiayaan (multifinance) meraup kenaikan pembiayaan alat berat yang signifikan dibandingkan tahun lalu.

BFI Finance Indonesia dan Trust Finance misalnya. Presiden Direktur Trust Finance Muhamad Nashir mengaku, hingga Agustus 2010, pembiayaan alat berat di perusahaannya naik 194,6% dari Rp 24,4 miliar pada tahun lalu menjadi Rp 71,69 miliar. "Angka ini sekitar 45,4% dari total pembiayaan yang diperoleh Trust Finance hingga Agustus 2010 sebesar Rp 157,76 miliar," kata Nashir, Selasa (21/9).

Nashir menduga, besarnya kontribusi pembiayaan alat berat ini dipengaruhi dua faktor. Pertama, kebijakan pemerintah yang kian mengembangkan sektor infrastruktur. Kedua, pertumbuhan sektor pertambangan di dalam negeri. "Paling banyak itu pertambangan batubara," tutur dia.

Itu sebabnya, dia mengaku, Trust Finance berencana memperbesar fokus bisnis pembiayaan alat beratnya. Alasannya sederhana. Hal ini karena penilaian bahwa persaingan industri pembiayaan di sektor lain, seperti kendaraan bermotor sudah sangat ketat. "Jadi kita harus pintar melihat peluang usaha. Belum banyak pemain multifinance yang bermain di sektor pembiayaan alat berat," jelasnya.

Hingga akhir tahun ini, Trust Finance menargetkan pembiayaan sebesar Rp 256,3 miliar. Dari jumlah tersebut sebesar 40% atau Rp 102,5 miliar diharapkan berasal dari pembiayaan alat berat.

Sementara itu, kucuran pembiayaan BFI Finance lebih besar lagi. Cornelius Henry, Direktur BFI Finance mengaku, hingga Agustus 2010, kucuran pembiayaan alat berat miliknya melonjak drastis hingga 640%. "Pada tahun lalu, hingga Agustus, pembiayaan kami hanya Rp 50 miliar. Sementara tahun ini kami sudah menyalurkan pembiayaan Rp 370 miliar," ujar Cornelius, Selasa (21/9).

Padahal, dia mengaku, pembiayaan alat berat bukanlah fokus bisnis BFI. Pembiayaan BFI saat ini lebih banyak pada mobil bekas. Sampai Agustus 2010 ini, pembiayaan alat berat menyumbang 12% dari keseluruhan pembiayaan yang dikucurkan BFI. "Hal ini disebabkan karena infrastruktur kami lebih siap untuk pembiayaan mobil bekas," kata dia. Namun, karena kinerja yang cukup baik sepanjang delapan bulan di tahun ini, BFI berencana meningkatkan porsi pembiayaan alat berat menjadi 15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×