Reporter: Roy Franedya | Editor: Edy Can
JAKARTA. Langkah Bank Indonesia menaikkan giro wajib minimum (GWM) valas dan menerapkan kembali aturan batas maksimal utang valas jangka pendek sebesar 30% dari modal, tidak mempengaruhi bisnis tresuri perbankan.
Bank masih bisa leluasa mengoptimalkan lini bisnis ini, mengingat likuiditas valas di sistem keuangan masih begitu melimpah. Ditambah, kegiatan ekspor sudah lumayan bangkit usai terpukul krisis tahun 2008-2009 lalu. Bank juga masih dimudahkan oleh aturan pelonggaran posisi devisa netto (PDN) oleh BI sejak Juni 2010 lalu.
Mengutip data BI, hingga Oktober 2010 lalu, perbankan nasional mencatatkan pendapatan dari bisnis tresuri - yang terdiri atas transaksi valas dan derivatif- senilai Rp 41,8 triliun. Nilai ini melesat 83% dibandingkan Oktober 2009 yang hanya Rp 22,81 triliun.
Namun, karena nilai kerugian tresuri lebih besar, maka pencapaian laba bersih bisnis ini turun dari Rp 5,18 triliun di tahun 2009, menjadi Rp 3,06 triliun per Oktober 2010.
Kepala Tresuri Bank UOB Buana Bambang E.K. Juwono menuturkan, kondisi likuiditas valas di pasar saat ini masih sangat berlimpah, yakni US$ 10 miliar. "Kenaikan GWM valas hanya menyedot ekses sekitar US$ 3 miliar," ujarnya, Jumat (14/1).
Sementara rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) valas di UOB Buana relatif rendah, yakni di 70%. "Orang juga malas menyimpan dana di rekening vostro karena bunganya sangat kecil," tambah Bambang.
Saling melengkapi
Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo juga menyatakan, dua kebijakan bank sentral tersebut tidak akan mempengaruhi bisnis tresuri bank. "Tujuannya agar manajemen likuiditas valas bank dalam menghadapi arus dana asing menjadi lebih baik" ujarnya.
Sementara PDN memberikan keleluasaan bank memanfaatkan dana asing tersebut dalam bertransaksi valas. "Jadi, ketiganya saling melengkapi," tegas Perry.
Senada, Kepala Tresuri Bank Central Asia (BCA) Branko Windoe mengatakan, bisnis tresuri perbankan tidak terlalu terpengaruh dua aturan tersebut, karena transaksi swap tidak masuk dalam perhitungan PDN. Ini memudahkan bank mencari pendanaan.
Transaksi swap adalah transaksi pembelian sekaligus penjualan (atau sebaliknya) atas sejumlah tertentu mata uang dengan dua tanggal valuta (penyerahan) yang berbeda. Pembelian dan penjualan mata uang tersebut dilakukan pada bank lain yang sama. "Bank yang mempunyai dolar tapi kesulitan rupiah dapat menukarkan dollarnya menjadi rupiah. Ini berpengaruh positif bagi bank," ujar Branko.
Tapi memang, bisnis tresuri bisa anjlok akibat kebijakan ini apabila bank banyak melakukan transaksi spekulatif dalam swap dengan menukarkan dana dollar AS menjadi rupiah lalu menyimpan di SBI dan term deposit. "Risiko muncul ketika ada penarikan dana dan kenaikan nilai tukar. Praktik ini masih sering terjadi," ungkap Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News