Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis wealth management dalam beberapa tahun ke depan diproyeksi akan mengalami pertumbuhan cukup signifikan. Bisnis bank ini akan menguat seiring banyaknya kelas menengah yang naik kelas.
Dari riset terakhir PT PricewaterhouseCoopers bertajuk asset & wealth management revolution: embracing exponential change, disebut pertumbuhan bisnis pengelolaan nasabah kaya di wilayah Asia Pasifik bisa naik 11,8% secara tahunan atau year on year (yoy) dalam dua tahun kedepan. Angka pertumbuhan bisnis wealth management di kawasan Asia Pasifik ini lebih tinggi dari angka pertumbuhan global yang sebesar 5,5%.
Dalam riset PwC ini disebut, pangsa pasar wealth management di wilayah Asia bisa menjadi dua kali lipat lebih di 2025 mendatang. Pada 2016 lalu sebagai gambaran, kawasan ini menyumbang 12% dari total aset under management secara global.
Pangsa pasar dana kelolaan bisnis wealth management ini akan terus tumbuh saban tahun. Pada 2020 diproyeksi di Asia Pasifik saja jumlah dana kelolaan bisnis ini diproyeksi mencapai US$ 18,9 triliun atau setara 16,9% dari pangsa pasar global.
Jumlah ini terus naik pada 2025 diperkirakan dana kelolaan wealth management di Asia Pasifik bisa mencapai US$ 39,1 triliun atau setara 26,9% dari pangsa pasar global.
Terkait dengan bisnis wealth management di Indonesia, Anto Prabowo, Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bilang, regulator mendukung bank mengembangkan dan berinovasi di produk wealth management.
"Industri perbankan bisa berinovasi dan mengembangkan produk baik sendiri maupun bermitra strategis," kata Anto kepada kontan.co.id, Rabu (11/4).
Dalam hal ini, OJK lebih ke memastikan pengelolaan risiko dan aspek perlindungan konsumen bisa terjaga dengan baik. Sayang OJK belum merinci berapa potensi bisnis wealth management di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News