kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

BJB akan genjot rasio LDR ke level 92%


Rabu, 11 November 2015 / 06:02 WIB
BJB akan genjot rasio LDR ke level 92%


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kinerja sektor perbankan di tahun ini tak terlalu gemerlap. Ketatnya likuiditas plus pertumbuhan ekonomi yang melambat menyebabkan aliran kucuran kredit tak mengalir deras.

Lihat saja rasio penyaluran kredit atawa loan to deposit ratio (LDR) Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) di kuartal ketiga tahun ini yang masih rendah. Sampai September 2015, LDR BJB masih bertengger di level 70,7%.

Direktur BJB Ahmad Irfan bilang, pihaknya akan mengerek LDR hingga menuju level 92%, turun tipis ketimbang akhir tahun lalu yakni 93%. "Kami akan tetap ekspansi dengan fokus pada kredit konsumer dan menjaga pertumbuhan dana murah," ujar Irfan, Selasa (10/11).

Di sektor kredit konsumer, BJB membidik target nasabah dari kalangan pegawai negeri sipil (PNS) di seluruh wilayah Indonesia. Bukan cuma di Jawa Barat dan Banten, BJB juga tengah memproses channelling ke wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara.

"Terutama dari proyek-proyek yang didanai APBD dan APBN yang penyerapan anggarannya sudah mulai sejak September lalu," kata Irfan.

Hingga kuartal III-2015, BJB telah mendistribusikan pinjaman sebesar Rp 54,49 triliun. Jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, ada kenaikan sekitar 11,2%. Per September 2014, kredit yang disalurkan BJB sebanyak Rp 48,99 triliun.

Dari seluruh kredit yang disalurkan BJB di sembilan bulan pertama tahun ini, kredit konsumer paling dominan yakni Rp 37,24 triliun. Disusul kemudian kredit komersial dan kredit pemilikan rumah masing-masing Rp 9,17 triliun dan Rp 4,47 triliun.

Sisanya untuk kredit mikro. Sementara, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BJB masih belum sesuai target. Di akhir tahun, BJB berharap NPL di kisaran 2,5% hingga 3%.

Per September 2015, NPL BJB sebesar 3,5%. Namun, ini masih lebih baik ketimbang periode sama tahun lalu sebesar 4,1%. "Kami sudah bentuk tim task force untuk perbaikan kualitas aset dengan empat pilar pada front end proses sesuai dengan segmen kredit BJB," jelas Irfan.

Tak hanya itu, BJB juga menerapkan strategi pada back end melalui tiga pilar. Yakni, penyelamatan, penyelesaian kredit dengan cepat, dan early warning system.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×