Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perbankan yang memiliki rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) rendah akan memanfatkan insentif diskon alokasi modal inti untuk pendirian kantor cabang. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad menyampaikan, akan segera meluncurkan insentif ini sekitar akhir April 2016 atau paling lambat awal Mei 2016.
Salah satunya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang akan memanfaatkan insentif diskon alokasi modal inti. Pasalnya, pemangkasan alokasi modal ini akan menghemat biaya yang dapat digunakan untuk penyaluran kredit. "Kami akan tambah 70 jaringan kantor bahkan lebih di wilayah blank spot,” kata Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto, Selasa (19/4).
Bank berplat merah ini akan menambah jaringan kantor di wilayah timur seperti Papua karena perusahaan belum banyak memiliki cabang di wilayah ini. BNI berpeluang menikmati insentif dari OJK karena perusahaan memiliki rasio BOPO 68,6% per Maret 2016 atau turun 2% dibandingkan posisi 70,6% per Maret 2015.
Sebelumnya, Kepala Departemen Pengawas Pembangunan Dan Manajemen Krisis OJK Dhani Gunawan Idat menyampaikan, untuk insentif kemudahan membuka cabang hanya menggunakan acuan BOPO. Rasionya, antara 70%-75%. Nah, bagi bank yang memiliki rasio BOPO level terendah akan memperoleh diskon alokasi modal inti hingga 50%.
Berdasarkan data OJK per Februari 2016 urutan bank dengan BOPO terendah adalah BOPO Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar 75,08%, diikuti bank BUMN sebesar 80,75%, bank swasta devisa sebesar 85,58%, bank swasta non devisa sebesar 86,88%, bank campuran sebesar 88,17%, dan bank asing sebesar 91,69%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News