Sumber: Antara | Editor: Rizki Caturini
Hong Kong. PT Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk akan membidik China sebagai salah satu sumber besar dana repatriasi amnesti pajak. Mengingat banyak warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki usaha serta investasi di negara tersebut.
"Kita akan mengarah ke China seperti Shanghai dan Guangzhou, karena setelah dikaji jumlah dan yang ada di sana justru lebih besar dibandingkan di Hong Kong," ungkap Wakil Direktur Utama BNI, Suprajarto, usai penerimaan penghargaan dari Majalah AsiaMoney kepada BNI sebagai pemberi terbaik layanan cash management, Rabu malam (21/9)
Tapi tidak mudah menarik dana dan menyertakannya dalam program tax amnesty. Itu memerlukan dukungan pemerintah untuk melobi. "Meski banyak pengusaha di luar negeri yang berjanji ikut program pengampunan pajak, nyatanya masih sulit bagi mereka untuk menarik dananya, termasuk dana pengusaha Indonesia di China," kata Suprajarto.
BNI baik secara mandiri maupun bersama-sama dengan institusi Iain seperti Himbara dan Perwakilan Pemerintah RI di mancanegara untuk sosialisasikan program pengampunan pajak seperti ke Singapura, London, Amerika Serikat, Jepang. "Banyak juga peminatnya, tetapi kembali persoalan seperti keengganan negara tertentu untuk mendukung program tersebut, menjadi hambatan untuk mereka segera merealisasikan komitmennya," kata Suprajarto.
Hingga pertengahan September 2016 jumlah dana repatriasi yang diterima BNI mencapai Rp1,5 triliun. Sementara itu, Manajer Umum BNI Hong Kong Dodi Widjajanto mengatakan, sejak sosialisasi pengampunan pajak dilakukan pada medio Agustus, terdapat sekitar 30 pengusaha Indonesia yang komitmen untuk ikut program Tax Amnesty.
"Jika peminatnya makin banyak, maka konsultasi yang dilakukan oeh perwakilan kantor pajak bersama KJRI Hong Kong dan BNI, akan diperpanjang hingga Maret 2017," kata Dodi.
(Rini Utami)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News