kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BNI buka cabang di Korsel dan Myanmar


Jumat, 23 Januari 2015 / 19:46 WIB
BNI buka cabang di Korsel dan Myanmar
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk menargetkan pembukaan cabang di Korea Selatan dan Myanmar terealisasi pada tahun 2015.

"Pengajuan pembukaan cabang di Korea sudah disampaikan pada akhir 2014, sementara untuk Myanmar sudah diajukan sejak setahun lalu," kata Dirut Bank BNI Gatot M Suwondo, di sela-sela diskusi "Optimalisasi Dividen BUMN Untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat", Jumat (23/1).

Menurut Gatot, ekspansi BNI ke kedua negara tersebut masuk Rencana Bisnis Bank yang sudah disampaikan kepada pemegang saham. "Kita fokus dua negara tersebut, setelah itu baru kemudian buka di Malaysia," katanya.

Ia menjelaskan, untuk membuka cabang di luar negeri bukan perkara mudah karena harus mengikuti regulasi yang berlaku di suatu negara.

Untuk itu BNI menerapkan strategi "based on related business", yaitu BNI siap menjembatani pengusaha nasional yang kebetulan ekspansi usaha ke luar negeri. "Sedangkan dari negara tersebut kita mengharapkan ada investor yang mau menanamkan modal di Indonesia," ujarnya.

Cabang BNI di Korea Selatan sesuai dengan permintaan berbentuk "full branch", namun yang di Myanmar sesuai ketentuannya tidak bisa langsung "full branch".

"Di Korea Selatan, selain menjembatani investor juga melayani jasa keuangan bagi para TKI. Sedangkan di Myanmar murni soal investasi yang terus meningkat di antara kedua negara," tegasnya.

Meski demikian, Gatot tidak merinci modal setor pendirian sebuah cabang bank di kedua negara tersebut, termasuk investasi gedung dan sumber daya manusia. "Modalnya (Korea Selatan) pasti besar namun pemenuhannya bisa bertahap. Sedangkan di Myanmar, negara itu sedang membenahi UU Perbankan-nya," kata Gatot.

Sementara, pembukaan cabang BNI di Malaysia, ia mengatakan masih dalam tahap wacana. "Pembukaan cabang di Malaysia belum kita ajukan. Baru sebatas bicara dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujarnya.

Namun sesuai ketentuan pembukaan bank di Negeri Jiran tersebut mengharuskan persyaratan memiliki modal sekitar Rp1 triliun, itu pun statusnya anak usaha bukan cabang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×