kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BNI dan BTN optimistis jaga pertumbuhan kredit konsumer 2018


Minggu, 29 April 2018 / 16:13 WIB
BNI dan BTN optimistis jaga pertumbuhan kredit konsumer 2018
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah perbankan


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan akan mulai menggeber kredit konsumer demi mencapai target pertumbuhan kredit tahun ini. Sebab, tren permintaan kredit konsumer pada kuartal II dan kuartal III diperkirakan meningkat.

Misalnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang membidik kredit konsumer dapat tumbuh di kisaran 10%-15% pada tahun ini. Direktur Konsumer BNI Tambok Parulian Setyawati Simanjuntak menjelaskan, paling tidak pertumbuhannya dapat dijaga di kisaran realisasi kuartal I 2018, yakni sebesar 12,5%.

"Target itu sekitar 12,5%, atau 10% sampai 15% di akhir tahun. Masih tetap payroll (kredit tanpa agunan) yang menjadi andalan karena permintaannya cukup banyak," kata Tambok di Jakarta, Jumat (27/4).

Dari sisi kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) segmen konsumer, BNI akan tetap menjaga agar tidak lebih tinggi dari 2,6%.

Sebagai gambaran, per kuartal I-2018, total kredit konsumer BNI tercatat tumbuh sebesar 12,5% yoy menjadi Rp 73,85 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 65,61 triliun.

Dari total realisasi tersebut, kredit kepegawaian atau payroll tumbuh paling drastis 45,4% secara yoy menjadi Rp 19,07 triliun. NPL payroll BNI tercatat sangat rendah yakni di kisaran 1,1% per kuartal I 2018, meski angka tersebut masih naik dari 0,8% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Berbeda dengan kredit pemilikan rumah alias KPR yang hanya naik 4,2% yoy menjadi Rp 37,89 triliun di kuartal I-2018. Meski KPR tumbuh tipis, Tambok menilai, pertumbuhannya telah lebih baik dibandingkan periode tahun sebelumnya.

Catatan BNI, pada 2017, KPR BNI hanya tumbuh 1,8%. Secara terpisah, SVP Consumer Product BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan, permintaan KPR pada tahun ini sudah mulai meningkat. Sampai akhir tahun ini, bank berlogo 46 ini yakin KPR dapat digenjot hingga tumbuh dobel digit. Terutama untuk rumah dengan ticket size di kisaran Rp 300 juta sampai Rp 500 juta.

"Kami pasti akan berikan program, dan kerja sama dengan developer. Untuk penyaluran KPR target kami double digit," tutur Corina.

Selain KPR yang masih tumbuh satu digit di BNI, produk konsumer seperti kartu kredit juga mengalami hal serupa. Pada tiga bulan pertama tahun ini, kartu kredit BNI baru tumbuh 8,2%.

Tambok menjelaskan, permintaan kartu kredit memang terus meningkat, namun trennya sangat tergantung pada kondisi di pasar. "Secara keseluruhan konsumer membaik, kami memang ingin tumbuh tapi tetap berkualitas," imbuh Tambok.

Pemain lain, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan kredit konsumer pada tahun ini. Direktur Konsumer BTN Budi Satria mengatakan, setidaknya tahun ini kredit konsumer dapat tumbuh di level 23%.

Jumlah tersebut setara dengan realisasi kredit konsumer BTN di kuartal I-2018. "Pertumbuhan KPR kami secara keseluruhan (subsidi dan non subsidi) kuartal I bisa tumbuh 23%. Kami optimis kuartal selanjutnya akan lebih baik lagi, minimal sama dengan kuartal I," kata Budi kepada Kontan.co.id, Minggu (29/4).

Strateginya antara lain dengan melakukan kombinasi antara upaya pemasaran yang lebih agresif disertai penurunan bunga KPR melalui berbagai program pemasaran yang akan datang.

Sebagai gambaran saja, total KPR BTN di kuartal I 2018 meningkat 22,37% yoy menjadi Rp 148,95 triliun. KPR subsidi tumbuh paling tinggi 23,96% menjadi Rp 79,14 triliun. Sementara, KPR non subsidi baru tumbuh 12,24% menjadi Rp 69,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×