Reporter: Issa Almawadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Negara Indonesia (BNI) mendapat pengakuan 'Istimewa' atau akreditasi 'A', yang merupakan akreditasi tertinggi dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Atas akreditasi itu, ANRI juga meyakinkan arsip milik BNI dapat tersimpan dengan aman.
Gatot M Suwondo, Direktur Utama BNI, menuturkan pengajuan akreditasi ini sudah dilakukan sejak 2013 lalu. Penilaiannya pun dilakukan oleh ahli-ahli dari beberapa lembaga dan asosiasi, baik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Asosiasi Arsiparis Indonesia (AAI).
"Akhirnya BNI mendapat akreditasi level 'A'. Itu merupakan tingkatan akreditasi tertinggi yang dikeluarkan ANRI," terang Gatot.
Gatot mengklaim, BNI jadi bank pertama di Indonesia yang mendapat akreditasi. Lebih lanjut, Gatot menilai fungsi arsip yang sangat besar dan strategis bagi suatu organisasi.
"Tak terkecuali BNI sebagai lembaga bisnis yang bergerak dalam bidang jasa keuangan, yang setiap harinya menghasilkan arsip transaksi keuangan dan arsip lainnya yang merupakan dokumen penting bagi bank," tutur Gatot.
Gatot menambahkan, BNI pun telah melakukan beberapa langkah dalam mengelola arsip. Pertama, membuat record center yang modern di Cikupa, Tangerang yang dapat menampung 315 ribu kotak arsip untuk melayani BNI se-Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Banten.
Kedua, meningkatkan dan mengembangkan SDM kearsipan baik melalui sosialisasi maupun dengan mengirimkan pegawai untuk mengikuti pelatihan, seminar, workshop, uji kompetensi, dan sertifikasi. "Saat ini, terdapat 36 pegawai yang telah memiliki sertifikasi bidang kearsipan," ujar Gatot.
Langkah ketiga, membuat pedoman perusahaan untuk kearsipan agar sesuai dengan undang-undang dan kaedah kearsipan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News