Reporter: Roy Franedya | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menjalin kerjasama dengan PT Medco E&P untuk menyalurkan kredit pada mitra dan rekanan Medco E&P. BNI menargetkan komitmen kredit sebesar Rp 1 triliun. Saat ini, Medco E&P memiliki 1.000 rekanan dan mitra.
Direktur Usaha Kecil, Menengah dan Syariah BNI Ahmad Baiquni mengatakan, kerjasama ini bertujuan untuk mewujudkan rencana BP Migas untuk membentuk Indonesia Incorporated dalam bidang minyak dan gas."Kami akan memberikan kredit dalam cash loan dan non cash loan," ujarnya.
Menurut Baiquni, dalam tahap awal ini pihaknya akan melakukan pembiayaan posfinancing atau mitra rekanan yang sudah memiliki kontrak tapi belum memiliki dana untuk menjalankan kontrak."Kami memilih pembiayaan ini karena resikonya cenderung kecil. Untuk pembiayaan prefinancing akan dilakukan pada tahap berikutnya sembari memahami risiko dari kegiatan tersebut," tambahnya.
Nah, BNI memberikan plafon kredit sebesar Rp 10 miliar untuk vendor kecil, Rp 150 miliar untuk vendor menengah dan di atas Rp 150 miliar untuk vendor korporasi. Saat ini, pembiayaan BNI ke sektor tambang sekitar 3%-4% dari total penyaluran kredit per Maret 2010 sebesar Rp 118 triliun.
Wakil Kepala BP Migas Hardiono mengatakan, kebutuhan belanja opersional kegiatan K3S untuk eksploitasi dan eksplorasi tahun ini mencapai US$ 12 miliar. Sekitar 70% atau US$ 8,4 miliar untuk pengadaan barang dan jasa."Dari US$ 8,4 miliar tersebut sekitar 70% membutuhkan jasa perbankan nasional," ujarnya.
Dengan kebutuhan dana tersebut, Hardiono berharap pihak perbankan bisa memenuhi US$ 3 miliar belanja barang dan jasa dalam semester satu 2010. "Hingga April ini jumlah dana yang telah tersedia mencapai US$ 2,1 miliar," tambahnya. Juni-Desember 2009 lalu, dana dari pihak perbankan mencapai US$ 4,6 miliar.
Direktur Utama Medco E&P Budi Basuki berharap, kerjasama pembiayaan dengan BNI terhadap mitra dan rekanan ini bisa memberikan kualitas yang baik terhadap kegiatan operaional." Biasanya modal kerja akan berbanding lurus kualitas produk," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News