kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.400   -132,00   -0,80%
  • IDX 7.513   -24,87   -0,33%
  • KOMPAS100 1.057   -2,44   -0,23%
  • LQ45 792   -4,39   -0,55%
  • ISSI 255   -0,97   -0,38%
  • IDX30 413   0,98   0,24%
  • IDXHIDIV20 469   1,26   0,27%
  • IDX80 119   -0,45   -0,38%
  • IDXV30 122   0,28   0,23%
  • IDXQ30 131   0,47   0,36%

BNI Hapus Utang Kartu Kredit Rp 400 Miliar


Senin, 01 Maret 2010 / 08:51 WIB
BNI Hapus Utang Kartu Kredit Rp 400 Miliar


Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.

JAKARTA. Bank BNI terus berusaha mempercantik laporan keuangannya. Salah satunya dengan penghapusbukuan atawa write off kredit macet di kartu kredit. Tak tanggung-tanggung, BNI melakukan write off seluruh tagihan macet kartu kreditnya, mulai tahun 1997 sampai tahun lalu. Nilainya mencapai Rp 400 miliar.

Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo menjelaskan, dana write off berasal dari pencadangan atau provisi yang sudah disiapkan. "Provisi ini diambil dari laba bersih," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (28/2). Sekadar informasi, nilai provisi BNI per Desember 2009 mencapai Rp 3,26 triliun.

Kebijakan write off di kartu kredit ini, menurut Gatot, menjadi bagian kebijakan write off untuk total kredit bermasalah yang terjadi di bank berlogo angka 46 ini.

Di 2009 lalu, BNI telah menghapus buku kredit Rp 3,3 triliun dengan dana kembali Rp 893 miliar. Nilai write off turun ketimbang tahun 2008 yang mencapai Rp 4,2 triliun. Tapi, dana kembali meningkat dari Rp 750 miliar.

General Manajer Kartu Kredit BNI Dodit W. Probojakti mengungkapkan, nilai Rp 400 miliar merupakan penghapusbukuan tagihan kartu kredit sejak BNI memulai bisnis ini, yakni pada 1997.

Kenapa tagihan dari belasan tahun lalu bisa masuk? Rupanya sejak November 2009, BNI menerapkan kebijakan write off otomatis pada tagihan yang pembayarannya sudah telat 180 hari dari jatuh tempo. "Yang belum dihapus buku sejak 1997 itu masuk write off sekarang," kata Dodit.

BNI menargetkan, tingkat pengembalian dana 15%-25%. Penagihan bakal tetap dilakukan, meski nasabah terkena write off. Per Desember 2009, non performing loan (NPL) kartu kredit BNI 3% dan kredit loss sebesar 9%. Sementara rata-rata kredit loss di industri kartu kredit 8%-12%.

Kebijakan write off di bank pelat merah lainnya, yakni BRI berbeda dengan BNI. Menurut General Menager Kartu Kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI) Muhammad Helmi, kebijakan write off di setiap bank BUMN memang tak seragam. "Soalnya Bank Indonesia (BI) hanya mengatur kolektibilitas kredit," ujarnya.

Menurut Helmi, write off kartu kredit akan mempengaruhi kinerja, karena bank harus menaikkan pencadangan dan mempengaruhi biaya. BRI tak memakai sistem write off, tapi mengelompokkan kartu kredit berdasar kolektibilitasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×