Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Negara Indonesia (BNI) mencium potensi peningkatan dana murah dari kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan soal penyaluran dana tunjangan guru. Pasalnya, dana yang berkisar Rp 80 triliun bakal ditempatkan di produk tabungan.
Dalam penyalurannya, dana tunjangan guru akan melalui tiga bank BUMN. Selain BNI, ada juga Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri. "Namun porsi masing-masing bank belum ditentukan," kata Adi Sulistiyowati (Susi), Direktur Jaringan dan Layanan BNI, Rabu (30/9).
Meski begitu, Susi meyakini, penempatan dana tunjangan guru bakal memicu peningkatan dana murah di BNI. Tahun ini, Susi memperkirakan, porsi dana murah BNI bakal mencapai 65% dari total dana pihak ketiga (DPK). Namun ke depan, Susi berharap, porsi dana murah bisa meningkat hingga 70%.
Tak hanya itu, BNI juga menilai kerjasama penyaluran dana tunjangan guru bakal meningkatkan jumlah nasabah. "Saat ini kan ada sekitar 3 juta guru di Indonesia. Nanti, guru-guru tersebut kan harus punya rekening tiga bank BUMN. Jadi ada potensi penambahan jumlah nasabah juga," imbuh Susi.
Saat ini, Susi memperkirakan, jumlah nasabah BNI berkisar 14-15 juta. Selain itu, lanjutnya, kerjasama dengan Kemendikbud bisa dikembangkan ke layanan perbankan lainnya.
Susi menjelaskan, hal tersebut sejalan dengan harapan BNI untuk menjadi bank transaksional bagi para nasabahnya. "Bisa saja nanti kami tawarkan juga KPR untuk guru, pembayaran gaji, dan lain sebagainya," ujar Susi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News