Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI telah merevisi alokasi dana untuk pembelian kembali saham (buyback).
Semula, BNI hanya menyiapkan dana sebesar Rp 905 miliar, namun kini anggaran tersebut ditingkatkan menjadi Rp 1,5 triliun.
Dalam keterbukaan informasi pada 17 Februari 2025, BNI menyampaikan bahwa nilai nominal seluruh saham yang akan dibeli kembali diperkirakan mencapai maksimal 10% dari total modal yang ditempatkan.
Baca Juga: Bos BRI Sentil Konten Kreator yang Menakuti Pemegang Saham BBRI
Untuk merealisasikan rencana ini, manajemen BNI akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dijadwalkan pada 26 Maret 2025, mundur dari rencana semula pada 13 Maret 2025.
Alasan dan Dampak Buyback
Sesuai dengan prospektus yang telah disampaikan sebelumnya, langkah buyback ini bertujuan untuk mengurangi tekanan jual di pasar, terutama saat indeks harga saham mengalami fluktuasi.
"Buyback juga menjadi sinyal bagi investor bahwa Perseroan menilai harga saham saat ini belum mencerminkan fundamental perusahaan," demikian tertulis dalam prospektus tersebut.
Baca Juga: Penjualan ORI027 di Bank BNI Telah Tembus Target
Sepanjang tahun berjalan 2025, harga saham BNI telah turun 0,44% menjadi Rp 4.570 per saham. Jika melihat pergerakan dalam setahun terakhir, saham BNI telah terkoreksi hingga 22,21%.
Meski demikian, manajemen BNI yakin bahwa pelaksanaan buyback tidak akan berdampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha maupun pertumbuhan perusahaan.
"BNI memiliki modal dan arus kas yang cukup untuk mendukung seluruh operasional, pengembangan bisnis, serta pelaksanaan buyback tanpa mengganggu likuiditas," ungkap manajemen.
Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Daerah Khusus Jakarta Terbaru: Lengkap 6 Wilayah
Menarik Dibaca: Katalog Promo Superindo Weekday Diskon hingga 50% Periode 17-20 Februari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News