Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
Direktur Utama PT Pupuk Kujang Maryadi menegaskan, katalis merupakan hal yang sangat penting dalam hampir semua aspek kehidupan kita, dan hampir semua industri pasti akan memerlukan katalis. Selain itu, Indonesia merupakan produsen sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia yang mana melalui Katalis bisa merubah sawit menjadi Bahan Bakar Hijau.
"Dengan adanya dukungan terhadap pembangunan Pabrik Katalis Merah Putih akan menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia mampu menciptakan katalis sendiri tanpa tergantung dari pasokan katalis impor luar negeri," tambahnya.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero), Iman Rachman menyampaikan sebagai BUMN energi Pertamina akan terus mendorong transisi energi dengan penggunaan energi baru terbarukan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di dalam negeri.
Baca Juga: Flip Pangkas Biaya Transfer Uang ke Singapura Lebih dari 50%
“Dengan memproduksi katalis sebagai komponen energi bersih, kita mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap transisi energi yang berkelanjutan, sejalan dengan agenda utama G20 Summit 2022," kata iman.
Hal tersebut diamini oleh PTH Direktur Utama PT Pertamina Lubricants Werry Prayogi yang menyatakan bahwa program Katalis Merah Putih diharapkan membawa manfaat bagi Pertamina Group. Bagi PT Pertamina Lubricants, program Katalis Merah Putih merupakan bisnis baru sedangkan di sisi lain diharapkan mampu menjaga stabilitas pasokan dan harga katalis bagi kilang milik PT Kilang Pertamina Internasional.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif berharap pabrik katalis ini ke depannya dapat tumbuh sehat dan menjadi sebuah industri yang strategis di Indonesia. Terlebih, Indonesia saat ini semakin butuh industri energi baru terbarukan yang strategis sebagai motor untuk menekan emisi karbon.
Di samping itu, energi berbasis fosil Indonesia pula memiliki masa berakhir sehingga perlu dicarikan energi baru terbarukan agar lebih berkelanjutan.
"Apakah bisa menjadi sumber energi kita ke depan. Nah makanya perlu katalis-katalis agar bisa menajdi bahan energi yang digunakan masyarakat. Tentu banyak argumentasi dan diskusi. Tapi semakin panjang proses diskusi maskin banyak kita kehilangan," pungkasya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News