Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dalam laporan risetnya mengenai PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang dirilis hari ini, BNI Securities menulis, pada tahun 2008 BNLI mengalami pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 18%. Selain itu, Bank Permata juga membukukan pertumbuhan kredit sebanyak 22% dari Rp 28,3 triliun menjadi Rp 34.5 triliun. Tingkat penyaluran kredit juga mengalami kenaikan menjadi Rp 40,7 triliun dari sebelumnya Rp 30,5 triliun.
Menurut Analis BNI Securities Asti Pohan, apabila dilihat dari sisi pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga, tahun lalu BNLI menjalankan fungsi intermediasi yang purna. Asti juga menjelaskan, lebih tingginya pertumbuhan dana pihak ketiga daripada pinjaman, menyebabkan turunnya rasio pinjaman terhadap simpanan dari 88% menjadi 81%.
“Apabila kita perhatikan beban pendanaan BNLI yang meningkat, hal itu menunjukkan kenaikan pendanaan BNLI lebih didorong oleh suku bunga simpanan yang tinggi,” jelasnya. Asal tahu saja, di tahun 2008, pendapatan fee income BNLI mengalami penurunan dari Rp 1 triliun menjadi Rp 684 miliar.
Yang menarik, lanjut Asti, dapat dilihat dari rasio CAR BNLI yang mencapai 11%. Angka ini lebih rendah daripada rata-rata industri perbankan Indonesia di tahun 2008. “Namun jika dilihat dari tahun lalu yang hanya 14%, penurunan tersebut boleh jadi mengikuti tren perbankan Indonesia yang disebabkan pertumbuhan kredit,” tulisnya.
Nah, untuk kinerja pada tahun ini, BNI Securities menyangsikan kemampuan BNLI mengumpulkan dana pihak ketiga. “Kami memprediksikan penurunan suku bunga patokan BI tidak direspons aktif oleh BNLI baik dari sisi suku bunga simpanan dan kredit,” ungkap Asti.
Menurutnya, apabila BNLI dapat bersaing dalam memberikan kredit konsumsi dan UMKM, paling tidak BNLI dapat bertahan di tahun 2009. “Perlu diingat bank-bank beraset besar mulai mengalihkan kredit di segmen tersebut yang berarti membatasi ruang ekspansi BNLI,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News