kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BNI senang setoran dividen Bank BUMN dipangkas 10%


Jumat, 09 Januari 2015 / 21:11 WIB
BNI senang setoran dividen Bank BUMN dipangkas 10%
ILUSTRASI. Pekerja melakukan pengecekan pompa angguk yang beroperasi di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau, Jumat (19/8/2022). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Yudho Winarto

TANGERANG. PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk menanggapai positif penurunan setoran dividen payout ratio yang diumumkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menteri BUMN Rini M. Soemarno memastikan setoran dividen bank-bank pemerintah pada APBN-P 2015 dipangkas sekitar 10% untuk mendorong tingkat permodalan dalam rangka ekspansi perusahaan.

Dengan begitu, setoran dividen bank BUMN akan diturunkan menjadi sekitar 20% saja, dari sebelumnya sebesar 30%. Direktur Utama BNI, Gatot M. Suwondo mengungkapkan, usulan perseroan kepada Kemen BUMN untuk setoran dividen payout ratio tahun 2014 adalah sebesar 20%-25%.

Menurut Gatot, alasan bank dengan kode saham BBNI ini meminta penurunan dividen payout ratio ada dua. Pertama, adalah karena kebutuhan permodalan perseroan. Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sektor keuangan, perbankan tentu perlu memupuk modal.

Sebab, perbankan negara tetangga di kawasan Asean, memiliki modal yang jauh lebih besar ketimbang perbankan Tanah Air. Sehingga, ekspansi bisnis mereka pun bisa jauh lebih besar ketimbang perbankan domestik.

Kedua, kata Gatot, adalah untuk pemegang saham, khususnya pemegang saham ritel. Ia merinci, pada saat BNI melakukan right issue tahun 2010 lalu, prospektus perseroan telah menjanjikan dividen sebesar 20%-25%. Jika besarannya diturunkan, kata Gatot, maka tentu hal ini akan mengecewakan pemegang saham BNI khususnya pemegang saham ritel.

"Yang kami inginkan tentu dividen jangan sampai ditarik 50%. Tidak 0% juga, karena kami nanti dibilang inkar janji. Kami setuju dengan adanya pengurangan dividen payout ratio karena bisa membantu permodalan kami. Tapi juga karena kami adalah perusahaan Tbk dan ada pemegang saham minoritas yaitu pemegang saham publik yaitu ritel/ individu dan itu adalah nasabah kami di BNI Life. Nah, tentu mereka butuh dividen. Jadi, jumlahnya yang wajar saja untuk beri dividen," ucap Gatot dalam acara ground breaking gedung baru BNI di BSD, Jumat (9/1).

Menurut Gatot, dengan penurunan persentase dividen payout ratio 2014 yang akan dibayarkan tahun ini, maka rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) bank dengan kode saham BBNI ini bisa bertambah menjadi sekitar 16%-17% dari posisi yang ada saat ini yaitu disekitaran level 15%-16%.

Sebelumnya, Menteri BUMN Rini M Soemarno memastikan setoran dividen bank-bank pemerintah pada APBN-P 2015 dipangkas sekitar 10% untuk mendorong tingkat permodalan dalam rangka ekspansi perusahaan. Dividen Bank BUMN akan diturunkan menjadi sekitar 20% saja, dari sebelumnya sebesar 30%.

Saat ini perbankan nasional dihadapkan pada keharusan peningkatan "capital adequacy ratio" (CAR/rasio kecukupan modal dibandingkan dengan penyaluran kredit). Kondisi saat ini, dibandingkan perbankan dari negara ASEAN yang lain, tingkat rasio kecukupan modal bank Tanah Air, terbilang cukup rendah. Rini bilang, dengan ekonomi yang begitu besar seharusnya perbankan Indonesia lebih baik, lebih tinggi dan lebih besar.

Sehingga, selama Bank BUMN terus menyetorkan dividen pada tingkat yang tinggi, maka modalnya tidak maksimal. Secara keseluruhan pemerintah mengusulkan adanya penurunan setoran dividen BUMN pada APBN-P 2015 dari sebelumnya Rp 44 triliun, menjadi sekitar Rp 35 triliun. Penurunan rasio setoran dividen disesuaikan dengan sektor usaha dan kondisi bisnis perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×