Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyelesaian aset-aset busuk yang telah menjadi kredit macet menjadi fokus PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dalam beberapa tahun terakhir. Alhasil, recovery atas penjualan tersebut dinilai telah berkontribusi signifikan terhadap fee based income yang didapat sepanjang 2023.
Direktur Utama BTN Nixon Napitupul mengungkapkan bahwa sepanjang 2023, fee based income yang tercatat bisa mencapai Rp 4 triliun. Di mana, rata-rata fee base yang didapat bank penyalur KPR terbesar ini ada di kisaran Rp 2 triliun.
”Tumbuhnya bisa sekitar 90% lah dan paling banyak dari recovery NPL,” ujar Nixon belum lama ini.
Nixon menyebutkan sepanjang 2023 sendiri, pihaknya telah berhasil melakukan recovery mencapai Rp 800 miliar. Utamanya, paling banyak berasal dari klaim yang dibayarkan IFG Life atas asuransi jiwa kredit yang senilai Rp 492 miliar.
Baca Juga: BRI Targetkan Volume Transaksi dari Merchant QRIS Tumbuh 18% pada Tahun 2024
Di sisi lain, ia melihat aset-aset macet yang dimiliki BTN secara perlahan sudah mulai laku. Di mana, saat ini aset macet yang banyak dimiliki BTN dalam bentuk apartemen.
”Ini juga ada yang mulai deketin kita untuk beli lagi aset kita itu. Mungkin dugaan saya apartemen ini memang ramai lagi,” ujarnya.
Sejalan dengan recovery tersebut, Nixon menyebutkan bahwa kini pihaknya telah menutup 2023 dengan NPL di kisaran 3,01%. Rasio tersebut turun dari awal tahun 2023 yang ada di kisaran 3,45%.
”Itu pertama kalinya kita turun sekitar 0,45%,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News