Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - TABANAN. Menjadi mitra distribusi Surat Berharga Negara (SBN) ritel merupakan salah satu langkah perbankan dalam menambah cuan yang masuk dalam kantong pendapatan berbasis komisi atau kerap dikenal fee based income. Terlebih, jika bank tersebut mampu memasarkan produk SBN tersebut secara masif.
Seperti diketahui, saat ini sedang dilakukan penawaran SBN dalam bentuk Sukuk Tabungan ST011. Di mana, penjualannya telah melampaui target yang sekitar Rp 10 triliun dari 32 mitra distribusi.
Adapun, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menjadi salah satu mitra distribusi yang mampu menjual ST011 dengan nilai yang tinggi. Per 21 November 2023, penjualan ST011 melalui BCA telah mencapai Rp 3 triliun.
SVP Wealth Management BCA Lilyana Sutianto menyadari bahwa capaian tersebut turut mendorong pendapatan berbasis komisi alias fee based income. Per September 2023, BCA mencatat pendapatan berbasis komisi senilai Rp 13,22 triliun secara bank only.
Baca Juga: Pemerintah Tambah Kuota ST011 Menjadi Rp 12,5 Triliun
Ia menyebut kontribusi penjualan obligasi, salah satu bagiannya termasuk SBN ritel, ada lebih dari 50% terhadap pendapatan komisi yang dihasilkan oleh fitur Welma
Sayangnya, Lily tak mengungkapkan berapa kontribusi fitur tersebut terhadap keseluruhan fee based income. Welma sendiri merupakan fitur bagi nasabah untuk membeli berbagai macam jenis reksadana , surat utang negara baik SBN( ORI &SBR) dan SBSN (SR & ST)maupun Surat utang di pasar Sekunder (FR dan Indon/Indois).
“Kalau kita jualannya makin besar ya itu pasti komisi yang didapat dari Kementerian Keuangan jadi lebih besar,” ujarnya saat ditemui dalam sosialisasi ST011 di Kabupaten Tabanan Kamis (23/11).
Meski demikian, Lily bilang tidak semua komisi yang didapat dari penjualan tersebut masuk ke pendapatan. Pasalnya, ada beberapa hal yang digunakan untuk biaya promosi maupun sosialisasi dari SBN itu sendiri.
Ke depan, ia berusaha untuk mempermudah nasabah untuk dalam melakukan pembelian SBN ritel. Di mana, itu dilakukan melalui integrasi dalam aplikasi MyBCA.
Sependapat, Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi bilang bahwa saat ini penjualan SBN Ritel di pasar perdana termasuk penambah FBI yang didapat. Sayangnya, ia tak mau menyebutkan berapa kontribusi dari penjualan tersebut.
Ia hanya bilang sepanjang 2023, penjualan SBN Ritel melalui Bank BJB telah mencapai Rp 340 miliar. Angka tersebut masih berpotensi bertambah seiring dengan penjualan ST011 yang masih berlangsung.
Sementara itu, Bank BJB mencatat pendapatan berbasis komisi per September 2023 mencapai Rp 845,49 miliar. Angka tersebut naik dari capaian September 2022 yang sekitar Rp 748,67 miliar.
Baca Juga: Ini Keuntungan Penerbitan SBN 2023 Dipangkas
“Kontribusinya terus kami tingkatkan sehingga dapat menambah laba Bank BJB,” ujarnya.
Direktur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah mengungkapkan bahwa saat ini perbankan memang mendominasi sebagai mitra distribusi SBN Ritel. Jumlahnya mencapai 18 bank.
Oleh karenanya, ia bilang tak berencana untuk menambah mitra distribusi dari perbankan. Sebaliknya, pihaknya justru bakal menambah mitra distribusi dari fintech untuk menyasar anak muda.
“Kalau perbankan sih harapannya effortnya ditambah untuk penjualan SBN Ritel,” ujar Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News