Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor pembiayaan perumahan diramal bakal mengalami peningkatan pasca ditandatanganinya Peraturan Pemerintah (PP) No. 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Adapun, berdasarkan PP tersebut, Badan Pengelola (BP) Tapera akan segera beroperasi menghimpun dan menyediakan dana murah jangka panjang untuk pembiayaan perumahan serta memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau. Melalui program ini, pemerintah menargetkan masyarakat yang terkendala keterbatasan dana dapat memiliki rumah.
Baca Juga: Penyaluran KPR akan semakin tertekan di triwulan II
Menanggapi hal tersebut Direktur Pusat Studi Properti Indonesia Panangian Simanungkalit menilai PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) bakal menjadi bank yang paling diuntungkan. Sebab, BTN digadang-gadang bakal mengelola dana Tapera dengan porsi yang paling besar, lantaran Bank BTN yang merupakan Bank BUMN yang memang fokus bisnisnya dalam pembiayaan perumahan.
"BTN keunggulannya memang memanufaktur, mem-package, dia sudah terbiasa puluhan tahun mem-package KPR untuk menengah ke bawah. BTN menang pengalaman", jelasnya dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Rabu (3/6).
Apalagi, pasca diumumkannya penyelenggaraan Tapera sesuai dengan PP No. 25 Tahun 2020, harga saham bank BTN (BBTN) pun sempat terbang tinggi atau naik hingga 21,05% ke level harga Rp 925 per saham pada perdagangan yang ditutup pada Selasa (2/6). Merujuk artikel yang dimuat Kontan.co.id, Selasa (2/6) harga saham Bank BTN memang melesat 21,71% dibandingkan periode pekan lalu.
Ini menjadikan saham Bank Tabungan Negara (BBTN) menjadi salah satu saham pencetak keuntungan alias top gainer dalam perdagangan saham di bursa saham Indonesia, Selasa (5/6). Bahkan saham BTN juga sempat terbang ke level tertingginya yakni Rp 940 per saham atau kenaikan sebesar 23,68% kemarin, mendekati batasan harga Auto Reject Atas (ARA) 25%.
Baca Juga: Sebelas obligasi dengan total nilai Rp 7,18 triliun jatuh tempo pada Juni 2020
Nixon Napitupulu, Direktur Keuangan Bank BTN pun tak menampik bahwa pihaknya memang akan lebih ekspansif seiring ditekennya PP BP Tapera. Dalam waktu dekat pun, Bank BTN rencananya akan meluncurkan proyek percontohan perumahan bagi pekerja.
Nilainya ditaksir Rp 2 triliun. Rencananya, proyek ini dimulai pada semester II 2020. Namun, menurut Nixon pilot project tersebut masih dalam diskusi dengan stakeholder, seperti BP Tapera, Kementerian Pu-Pera hingga Kementerian Keuangan. Sebagai informasi, BP Tapera nantinya tak hanya mengelola dana perumahan bagi pegawai negeri sipil (PNS), melainkan juga seluruh perusahaan.
Di dalam Pasal 7 PP No. 25 Tahun 2020 menjelaskan dana Tapera berasal dari pekerja yang gajinya dipotong, meliputi PNS dan ASN, Anggota TNI/ Polri termasuk prajurit siswa TNI, pejabat negara, pekerja BUMN, BUMD, BUMDes, juga termasuk pekerja swasta.
Selain itu, dalam PP tersebut juga disebutkan, bahwa besaran iuran peserta yang telah ditetapkan adalah sebesar 3% dari gaji atau upah untuk peserta pekerja dan penghasilan untuk peserta pekerja mandiri. Dari potongan 3% tersebut, sebesar 0,5% akan dibayarkan oleh perusahaan. Sedangkan sisanya yakni sebesar 2,5% akan dipotong dari gaji atau penghasilan pekerja.
Baca Juga: BP Tapera bakal beroperasi, pasar perumahan diramal akan tumbuh
Lebih lanjut soal peningkatan saham Bank BTN, Nixon mengatakan, kenaikan harga saham BBTN lantaran harga saham BBTN sebelumnya di bawah fundamental bank spesialisasi kredit perumahan.
Meski laba Bank Tabungan Negara (BBTN) kuartal I 2020 turun 36,79% menjadi Rp 457 miliar jika dibanding periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 723 miliar., namun laba kuartal I BBTN lebih baik dari laba 2019 yang hanya Rp 209, 26 miliar.
Menurut Nixon, kinerja Bank Tabungan Negara (BBTN) sejauh ini masih sejalan dengan target bisnis bank milik negara ini. Tahun ini, BBTN berharap bisa meraih pendapatan (earning) Rp 1 triliun hingga Rp 1,2 triliun dengan net interest margin di kisaran 3,4% di tahun ini.
Adapun target kredit BBTN tahun ini dalam kisaran 4%-5% tahun ini, yang sebagian besar berasal dari pasar perumahan bersubsidi. “Akhir tahun, rasio kecukupan modal atau CAR BBTN bisa mendekati 19%,” ujar Nixon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News