kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BPD Papua Mulai Jajaki Nasabah Korporasi


Jumat, 23 Oktober 2009 / 08:46 WIB
BPD Papua Mulai Jajaki Nasabah Korporasi


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) gencar berekspansi. BPD Papua atau Bank Papua mulai mengepakkan sayap bisnis dengan membuka kantor cabang pertama di luar Papua yakni di ibu kota di Jakarta. "Cabang di Jakarta ini diarahkan pada penciptaan segmen pasar baru terutama nasabah korporasi," jelas Eddy R. Sinulingga, Rabu (21/10).

Dalam menggarap sektor korporasi, Bank Papua lebih suka bergabung dalam sebuah sindikasi. Sedang jenis kredit korporasi yang diincar adalah kredit perdagangan atawa trade financing.

Pembukaan kantor cabang di Jakarta akan mempermudah BPD Papua melakukan negosiasi bersama dengan bank lain saat memberikan kredit sindikasi. Apalagi, tahun depan banyak proyek infrastruktur yang butuh pendanaan dari bank.

Dengan ekspansi ini, Bank Papua memproyeksikan penyaluran kredit makin moncer. Tengok saja, hingga September lalu penyaluran kredit sudah mencapai Rp 2,6 triliun. Padahal target sampai akhir tahun sebesar Rp 2,8 triliun. "Belum ada target khusus dengan pembukaan kantor cabang baru ini. Langkah ini hanya untuk mempermudah pencarian mitra kerja saja," kata Eddy.

Ia berharap, hingga akhir tahun nanti penyaluran kredit BPD Papua bisa meningkat sehingga rasio kredit terhadap penyaluran dana masyarakat atawa loan to deposit ratio (LDR) bisa mencapai 35,25%. "Sampai September LDR kami baru 32,2%," katanya.

Menurut catatan BI, jumlah dana masyarakat atawa Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terkumpul di Bank Papua, per akhir Agustus 2009 mencapai Rp 8,13 triliun. Perinciannya, giro senilai Rp 6,1 triliun, tabungan Rp 1,47 triliun, dan deposito Rp 596 miliar.

Bank Papua masih mengandalkan giro untuk mengumpulkan DPK. "Bank Papua sendiri masih cenderung over likuid. Jadi kami tidak fokus pada tabungan dan deposito," papar Eddy.

Kondisi ini terjadi karena Bank Papua belum bisa optimal menyalurkan kredit. Akibatnya, margin penghasilan bunga atawa net interest margin (NIM) cuma di kisaran 6,51%. "Kami menargetkan NIM bisa naik hingga 11,92%. Berdasarkan laporan bulanan Bank Papua kepada BI, per Agustus 2009 mereka telah membukukan laba bersih sebesar Rp 197, 14 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×