kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45854,78   15,16   1.81%
  • EMAS1.355.000 0,44%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPD Ungkap Tantangan Pengembangan Mobile Banking, Utamanya Soal Keamanan Data Nasabah


Jumat, 14 Juni 2024 / 20:53 WIB
BPD Ungkap Tantangan Pengembangan Mobile Banking, Utamanya Soal Keamanan Data Nasabah
ILUSTRASI. Sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) menyebut sejumlah tantangan dalam mengembangkan channel digital banking. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/foc.


Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) menyebut sejumlah tantangan dalam mengembangkan channel digital banking. Salah satu tantangan utamanya adalah terkait keamanan data pengguna atau nasabah.

Bank Jabar Banten (BJB) misalnya menyebut bahwa tantangan mereka untuk mengembangkan BJB Digi (mobile apps milik BJB) terletak pada digital security termasuk di dalamnya perlindungan data konsumen.

Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menyebut selain keamanan digital, faktor pemberat lain adalah soal modal dan biaya operasional yang harus ditanggung bank untuk memerkuat ekosistem digital.

“Digital security dan perlindungan data yang harus selalu menjadi prioritas utama, disamping capex/ opex yang harus disiapkan untuk memperkuat digital banking nya dari waktu ke waktu,” ujar Yuddy kepada Kontan Jumat (14/6).

Baca Juga: Bank BJB Catat Pengguna Mobile Banking Naik 40% Per Maret 2024

Tercatat hingga Maret 2024 pengguna mobile banking BJB naik 40% secara tahunan. BJB mengklaim, kini frekuensi dan volume transaksi BJB melalui channel digital sudah melampui transaksi di channel konvensional seperti ATM.

Sebelumnya Yuddy pernah menyebut bahwa BJB menargetkan pendapatan fee based income yang sumbernya dari transkasi mobile banking sekitar Rp 700 miliar hingga akhir tahun 2024.

Beragam fitur yang tersedia di BJB Digi di antaranya inquiry, purchase, payment, transfer dan masih potensial bertambah ke depannya.

Sementara itu, Bank Jawa Timur atau Bank Jatim (BJTM) juga menilai tantangan utama pengembangan fasilitas digital banking adalah soal keamanan data pengguna. Selain itu juga soal integrasi dan ekosistem layanan, pengalaman antarmuka atau interface pengguna, hingga infrastuktur aplikasi yang perlu dioptimalkan bank.

Direktur Keuangan ,Treasury dan Global Services Bank Jatim Edi Masrianto mengatakan, hingga Mei 2024 Jconnect Mobile berhasil menghimpun jumlah pengguna sebanyak 707.443 user (naik 26,3% YoY).

Kenaikan jumlah pengguna mobile banking Bank Jatim diikuti dengan kenaikan jumlah transaksi sebesar 35,39% secara tahunan atau setara dengan 3,78 juta transaksi dengan sales volume mencapai Rp 4,76 triliun atau naik 48,12% secara tahunan.

Edi mengklaim bahwa kini mobile banking mereka mampu melayani maksimal 120 transaction per second (TPS). Artinya aplikasi mereka dapat digunakan secara maksimal untuk melayani 120 transaksi per detik di waktu yang sama.

Hingga agenda mereka untuk meluncurkan Jconnect New Generation atau versi updated dari mobile apps mereka kini.

Baca Juga: Bank Mandiri Perkuat Digitalisasi dan Bisnis UMKM Melalui Program MDH

Menurut manajemen nantinya kehadiran versi terbaru dari aplikasi mobile banking milik Bank Jatim ini akan hadir dengan evaluasi fitur antarmuka, navigasi, hingga kegunaan lainnya.

Beragam fitur yang kini tersedia di antaranya adalah transaksi cek, transfer antar rekening dan antar bank hingga QRIS, juga layanan open account, aktifasi hingga tutup kartu.

Adapun fitur favorit nasabah dalam hal ini masih seputar layanan transaksi transfer, QRIS, hingga top up e-wallet. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×