Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyatakan model pengumpulan dana pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan menggunakan skema tunggal di Indonesia menjadi yang paling besar di dunia.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menjelaskan bahwa sistem pengumpulan pembiayaan kesehatan di dunia prinsip dasarnya ada dua, yakni model pajak dan pengumpulan uang dari orang ke orang seperti yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan.
“Satu, yang model pajak seperti AS (Amerika Serikat), Malaysia, atau negara-negara yang dijajah Inggris umumnya modelnya pajak,” ujarnya dalam Public Expose BPJS Kesehatan di Jakarta, Selasa (18/7).
Ghufron mengungkapkan bahwa model pengumpulan iuran JKN di Indonesia hampir sama dengan yang diterapkan oleh negara Jerman dan Belgia.
Baca Juga: Ikuti Aturan Pemerintah, BPJS Kesehatan Raih Hasil Investasi Dua Kali Lipat Pada 2022
Hanya saja, kedua negara itu untuk mencapai yeild usaha coverage memerlukan waktu masing-masing 127 tahun dan 118 tahun.
“Yang paling cepat itu Korea Selatan 12 tahun, tapi Indonesia rupanya lebih cepat lagi dari Korea yaitu 10 tahun sudah sekitar 93%. Sistem dengan kontribusi mengumpulkan uang peserta, disebut collecting iuran. Itu yang skemanya tunggal, mungkin terbesar di Indonesia, untuk dunia ya.” ungkapnya.
Untuk diketahui, BPJS Kesehatan mencatat jumlah peserta JKN per Juli 2023 telah mencapai 258.321.423 jiwa. Jumlah tersebut hampir mendekati total penduduk Indonesia yang mencapai 278.696.200 jiwa pada pertengahan tahun 2023.
Selain itu, BPJS Kesehatan juga membukukan penerimaan iuran kepesertaan JKN pada 2022 mengalami peningkatan tipis 0,50% year on year (yoy) menjadi Rp 144,04 triliun, dibandingkan dengan total penerimaan iuran di tahun sebelumnya sebesar Rp 143,32 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News