Reporter: Lidya Panjaitan | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang mendera Indonesia tidak menyurutkan optimisme bank perkreditan rakyat (BPR) untuk meningkatkan pertumbuhan penyaluran kreditnya. Di semester II, penyaluran kredit BPR ditargetkan tumbuh 15%.
Joko Suyanto, Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) optimistis target tersebut bisa dicapai melihat kinerja bank-bank BPR di semester I tahun ini. Pada semester I tahun ini, penyaluran kredit BPR tumbuh 12,50% secara year on year (yoy).
Pertumbuhan tabungan mencapai 9,61%, deposito tumbuh 22%, Dana Pihak Ketiga (DPK) berada di angka 17,90%, dan asset tumbuh 17,26%.
Menurut Joko, tantangan BPR adalah memperbaiki kualitas kredit. Saat ini, rasio kredit bermasalah (NPL) berada di angka 5,7%. Pada semester II nanti, Joko berharap NPL dapat ditekan menjadi berada di bawah 5%. Selain itu, BPR juga tengah mencari sumber dana yang relatif lebih kompetitif dan murah.
"Cost of Fund di semester II tidak mungkin turun, dia masih akan terus tumbuh. Kami akan memprioritaskan bagaimana mencari sumber-sumber dana. Utamanya, bagaimana BPR mengembangkan sumber dana dalam bentuk tabungan. Ini yang akan terus kita branding dan tingkatkan pelayanannya," tutur Joko.
Pada 2016 nanti, meski ekonomi masih akan terus mengalami gejolak, Joko tetap yakin BPR masih akan mengalami pertumbuhan. "BPR melayani UMKM, dan Indonesia kebanyakan adalah UMKM. Karena itu kita tetap optimis BPR masih tetap tumbuh. Di 2016 kredit mungkin tumbuh 18%," terang Joko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News