kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BRI akan terbitkan obligasi tiga tahap hingga 2018


Rabu, 26 Oktober 2016 / 17:04 WIB
BRI akan terbitkan obligasi tiga tahap hingga 2018


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kebutuhan dana jangka panjang selalu menjadi kebutuhan bagi perbankan. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyiasati kebutuhan dana jangka panjang tersebut melalui penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan II.

Tahap pertama, BRI menerbitkan obligasi berkelanjutan II senilai Rp 7 triliun pada tahun ini dari total plafon Rp 20 triliun. "Obligasi Berkelanjutan II ini untuk mendanai kredit jangka panjang karena deposito hanya bertahan paling lama 1 tahun," kata Haru Koesmahargyo, Rabu (26/10).

Selanjutnya, bank berpelat merah ini akan menerbitkan sisa Obligasi Berkelanjutan II ini pada tahun 2017 senilai Rp 7 triliun dan pada tahun 2018 senilai Rp 6 triliun.

Haru bilang, adanya Obligasi Berkelanjutan II ini membuat sedikit penurunan rasio pinjaman terhadap pendanaan atau loan to funding (LFR) menjadi 87% pada akhir tahun 2016, dari posisi 88% per September 2016. Dengan pelonggaran rasio LFR ini akan membuat BRI leluasa dalam menyalurkan kredit khususnya untuk kredit berjangka panjang.

Obligasi Berkelanjutan II ini menjadi bagian sumber pendanaan lain untuk menyalurkan kredit selain dari dana pihak ketiga (DPK). Dari total DPK sebesar Rp 665,52 triliun per September 2016, dana yang berasal di luar DPK sebesar Rp 50 triliun yang terdiri dari berbagai jenis surat utang seperti obligasi, medium term notes (MTN), dan negotiable certificate of deposit (NCD).

Rencananya, BRI akan menggunakan dana hasil obligasi ini untuk menyalurkan kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Misalnya, kredit mikro masih memiliki permintaan tinggi baik mikro reguler maupun mikro berstatus Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Untuk kredit mikro akan tumbuh sekitar 20% hingga akhir tahun 2016," ucapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×