kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BRI & Bank Mandiri beradu di layanan digital


Kamis, 09 Oktober 2014 / 07:35 WIB
BRI & Bank Mandiri beradu di layanan digital
ILUSTRASI. Manfaat daun sirih untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Bank kelas kakap semakin serius menggarap  Layanan Keuangan Digital (LKD) dan layanan perbankan tanpa kantor atawa branchless banking. Tengok saja, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri beradu cepat menggarap bisnis LKD dan branchless banking.

Herry Gunardi, EVP Coordinator Consumer Finance Bank Mandiri mengatakan, pihaknya bakal mengoperasikan LKD dan branchless banking secara bersamaan. Nantinya, dua layanan berbasis digital tersebut bakal menggunakan agen yang sama lantaran kedua produk saling melengkapi. 

Contoh, nasabah branchless banking menyetor secara tunai untuk menabung. Di agen yang sama, nasabah melakukan transaksi pembayaran menggunakan uang elektronik (e-money). Bank Mandiri sendiri bakal meningkatkan jumlah menjadi 9.000 agen pada akhir tahun 2015. "Target jumlah nasabah mencapai 500.000 nasabah," ujar Herry, Rabu (8/10). Saat ini, Bank Mandiri memiliki 10 agen LKD.

BRI tak mau ketinggalan.  Imam Subowo, General Manager Electronic Banking BRI menyatakan, pihaknya sudah mendirikan BRILINKS. Ini adalah sistem yang menghubungkan antara agen LKD dan layanan branchless banking BRI.  “T-Bank dapat terkoneksi dengan BRILINKS,” jelas Imam. T-Bank adalah produk branchless banking racikan BRI. 

Saat ini, BRI telah memiliki 10 agen LKD yang telah mengantongi izin dari Bank Indonesia (BI). Di sisi lain, bank spesialis kredit mikro ini juga telah merekrut 10.000 agen branchless banking. Total, ada 11.000 agen yang siap menjalankan LKD dan branchless banking. “BRI tengah memproses izin 10.000 agen branchless banking menjadi agen LKD. Kalau minggu depan BI keluarkan izin, kami langsung jalan,” jelas Imam. 

Potensi jumbo

Yang pasti, dari sisi regulator, baik BI maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengizinkan fungsi double agent.
Potensi bisnis nan legit menjadi pemikat bank menggarap LKD dan branchless banking.

Hitungan OJK, nilai dana pihak ketiga (DPK) dari tabungan branchless banking mencapai Rp 200 triliun dalam lima tahun mendatang. Catatan, LKD menggunakan instrumen e-money, sedangkan branchless banking memakai rekening.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×