kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BRI bersih-bersih kredit macet


Jumat, 29 Oktober 2010 / 17:51 WIB
BRI bersih-bersih kredit macet
ILUSTRASI. Keterangan pers Bank Indonesia


Reporter: Andri Indradie | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyiapkan kebijakan khusus menghadapi ekspansi tahun depan. Salah satunya adalah "bersih-bersih" kredit bermasalah yang banyak nyangkut di kredit ritel dan menengah.

Direktur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BRI Djarot Kusumayakti mengatakan, strategi bersih-bersih merupakan salah satu yang utama menghadapi berbagai kebijakan baru, seperti aturan akutansi yang baru PSAK 50/55. "Kami khawatir, nanti tahun depan agak ada tekanan," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (29/10).

Djarot bercerita, untuk memenuhi kebijakan strategi tersebut, BRI sengaja mempercepat beberapa kredit yang masuk dalam wilayah abu-abu dimasukkan ke dalam kategori kredit macet. Tak heran, kinerja di akhir September 2010 kredit macet BRI meningkat signifikan.

"Kita speed-up kredit-kredit grey area menjadi kredit macet. Banyak kredit macet ini ditopang oleh kredit ritel dan menengah. NPL net kredit ritel 6,5% dan NPL kredit menengah sekitar 13,5%," imbuhnya.

Per akhir September 2010, total kredit bermasalah BRI dalam rupiah dan valuta asing (valas) mencapai Rp 9,78 triliun yang terdiri dari UMKM Rp 7,97 triliun dan nonUMKM Rp 1,81 triliun. Nilai ini naik 29,88% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,53 triliun yang terdiri dari UMKM Rp 5,88 triliun dan nonUMKM Rp 1,65 triliun.

Dari angka kredit bermasalah per September 2010 tersebut, total kredit macet UMKM dan nonUMKM BRI sebesar Rp 6,09 triliun. Angka ini meningkat 53,4% dibandingkan September 2009 yang hanya Rp 3,97 triliun untuk kredit rupiah dan valas.

Sementara total kredit macet khusus UMKM saja mencapai Rp 4,93 triliun atau meningkat 66,55% dari September 2009 yang hanya Rp 2,96 triliun. Sedangkan kredit macet nonUMKM sebesar Rp 1,17 triliun atau tumbuh 15,84% dari periode tahun lalu Rp 1,01 triliun.

Untuk menyelesaikan kredit-kredit macet ini, BRI akan melakukan strukturisasi dan write off (hapus buku). Namun, Djarot belum bisa menyebut berapa nilai kredit yang akan direstrukturisasi dan berapa yang akan dihapusbukukan.

"Yang jelas, tahun lalu kami sudah menghapusbukukan kredit macet Rp 2,5 triliun. Untuk akhir tahun ini akan kita pilah dulu mana yang masuk restrukturisasi dan mana yang harus dihapustagih," tegas Djarot.

Dalam skim restrukturisasi, BRI akan menegosiasikan kembali dengan nasabah-nasabah kredit macet. Salah satu opsinya adalah perpanjangan tenor pinjaman. Namun, terhadap yang tidak memiliki prospek perbaikan, BRI akan menghapusbukukan kredit macet tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×