Reporter: Issa Almawadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana Bank Rakyat Indonesia (BRI) menerbitkan surat utang sudah bulat. Bank spesialis kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ini memastikan untuk memulai rencana penerbitan obligasi dengan total Rp 12 triliun di tahun ini.
Obligasi yang tertuang melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) dalam kurun waktu tiga tahun ini dimulai dengan penerbitan awal senilai Rp 3 triliun. "Mudah-mudahan bisa terealisasi Juni ini," ucap Haru Kusmahargyo, Direktur Keuangan BRI kepada KONTAN, Senin (11/5). Rencana awal, BRI baru akan mencari pendanaan melalui surat utang di tahun 2016.
Haru menyatakan, penerbitan dipercepat untuk mengantisipasi likuiditas pasar yang berpotensi lebih ketat di tahun depan. Alasan lain, perolehan dana dari obligasi bakal dipakai BRI untuk memacu pertumbuhan kredit hingga mencapai target 15% di akhir tahun ini. "Terutama apabila kondisi pasar dan permintaan membaik," terang Haru.
Sang anak usaha mengekor jejak BRI. Mengutip prospektus yang terbit Senin (11/5), BRI Agro bakal menerbitkan saham baru (rights issue) sebanyak 5,58 miliar saham.
Dari aksi itu, Hirawan Nur Kustono, Sekretaris Perusahaan BRI Agro berharap, pihaknya bisa mengantongi dana segar senilai Rp 558 miliar atau dengan patokan harga pelaksanaan rights issue Rp 100 per saham.
BRI Agro memburu dana segar dari bursa dengan tujuan naik kelas menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) II atau bank yang memiliki modal inti Rp 1 triliun-Rp 5 triliun. "Setelah right issue akan jadi BUKU II," terang Hirawan, kemarin.
Hirawan menambahkan, sejauh ini para pemegang saham siap mengambil porsinya masing-masing. Dengan begitu, tidak ada pemegang saham yang akan terdilusi dari aksi korporasi ini.
Sebagai gambaran, hingga Maret 2015, modal inti BRI Agro mencapai Rp 886,04 miliar. Angka ini naik 4,09% dari periode akhir 2014 yang sebesar Rp 851,17 miliar. Dengan modal itu, posisi rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BRI Agro sebesar 18,99%.
Sementara, sang induk harus bekerja keras mencapai target akhir tahun. Sepanjang kuartal I, penyaluran kredit bank spesialis kredit mikro ini hanya tumbuh 9% menjadi Rp 472,9 triliun. Dana obligasi diharapkan mengurangi beban bunga dana mahal BRI yang melonjak 58% menjadi Rp 6,60 triliun di kuartal I.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News