Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dua bank papan atas pesimistis akan mencapai target pertumbuhan kredit dari awal rencana bisnis. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri) berencana akan mengoreksi target pertumbuhan kredit untuk semester II/2015 dengan pertimbangan pertumbuhan ekonomi yang masih lesu pada pertengahan tahun.
Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI, mengatakan, pihaknya akan memangkas pertumbuhan kredit sekitar 1%-2% dari rencana awal pertumbuhan kredit sebesar 15%-17%. Adapun, menjelang pertengahan tahun, BRI mencatat pertumbuhan kredit sebesar 13,39% atau menjadi Rp 478,857 triliun per April 2015, dibandingkan posisi Rp 422,294 triliun per April 2014.
“Batas atas pertumbuhan kredit maksimal 15% pada tahun ini,” kata Haru, kepada KONTAN, akhir pekan. Alasan koreksi kredit ini adalah perlambatan ekonomi membuat bank kesulitan menyalurkan kredit karena hanya sedikit permintaan pencairan kredit dari debitur. “Sepertinya, pada pertengahan tahun ini saja sulit memenuhinya,” tambahnya.
Nah, segmen kredit BRI yang akan mengalami perlambatan adalah kredit korporasi. Sedangkan, segmen kredit yang akan menjadi penyeimbang adalah mikro, konsumer dan ritel, karena segmen ini masih memiliki permintaan di pasar. “BRI akan menyampaikan rencana ini ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada pekan ini,” ucap Haru.
Kartika Wirjoatmodjo, Pejabat Eksekutif Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, mengatakan, pihaknya juga akan memangkas pertumbuhan kredit menjadi sekitar 13%-14% dari rencana bisnis semula 15%%-17% pada tahun 2015. Karena perusahaan memperhitungkan pertumbuhan kredit akan mengarah pada pertumbuhan 10%-12%.
Bank berlogo pita emas ini masih on track karena kredit tercatat tumbuh 14,36% menjadi Rp 480,889 triliun per April 2015, dibandingkan posisi Rp 420,498 triliun per April 2014. Sedangkan, menjelang kinerja semester I/2015, perusahaan masih menjaga pertumbuhan kredit sekitar 14% atau masih dapat tumbuh di atas pasar.
Lanjut Kartika, sektor pertambangan dan properti masih akan terjadi penurunan, sehingga Mandiri akan mengincar kredit pada segmen ritel dan konsumer untuk tetap menjaga pendapatan laba. Misalnya, saat ini porsi kredit ritel dan konsumer sebesar 33% terhadap total kredit Mandiri, kedepan porsinya akan naik menjadi 45%. “Ini akan membuat margin lebih baik,” kata Kartika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News